Do the best for everythings

You will learn how to get the best result from the effort that you have tried.. Actually not as soon, but sure you believe it.. !

Write whatever have you do, and do whatever have you write..

You will have some target, even great target foryour life.. and mark it after you have raised one.. !!

Starting from our self..

Of course, don't wait until the others do that, but you can be the first,, be the example..

Make many dreams and try to realize them.. (a_save)

Dreams will come true .. if you always try to realize it.. so don't give up friends,, it's just talk about time..

Give what our have get from anything..

We can feel so quiet and happiness after we can give what should give tomany people,, it's talk about our benefit..

Tuesday, October 10, 2017

Lirik Lagu Tukar Jiwa - Tulus

Sobat saepulnet, kali ini saya akan sharing lirik salah satu lagu yang baru rilis dari penyanyi solo favorit saya.. yaps.. Tuluss

Lagu-lagunya adem dan liriknya baguss... check it out aja yaa liriknya


Tulus - Tukar Jiwa
Singer : Tulus


Aku kehabisan cara tuk jelaskan padamu
mengapa sulit tuk lupakanmu
Aku kehabisan cara tuk gambarkan padamu
kau di mata dan di pandanganku hu u
coba sehari saja
coba satu hari saja kau jadi diriku
kau akan mengerti
kau akan mengerti bagaimana ku melihatmu
mengagumimu menyayangimu
dari sudut pandangku
dari sudut pandangku
aku kehabisan cara tuk gambarkan padamu
kau di mata dan di pandanganku
seandainya satu hari
bertukar jiwa aa
kau akan mengerti dan berhenti
bertanya tanya

coba sehari saja
coba satu hari saja kau jadi diriku
kau akan mengerti
kau akan mengerti bagaimana ku melihatmu
coba sehari saja
coba satu hari saja kau jadi diriku
kau akan mengerti
kau akan mengerti bagaimana ku melihatmu
mengagumimu menyayangimu
mengagumiiimu menyayangiiimu...
dari sudut pandangku
dari sudut pandangku oo
dari sudut pandangku oo
dari sudut pandangku



Monday, October 2, 2017

Trip to Malela's Waterfall (Curug Malela)

Bismillaah
Ba’da tahmid dan Sholawat


Sobat saepulnet gimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan baik, apapun kondisi yang dihadapi saat ini.. karena yakinlah bahwa itulah yang terbaik buat kita… #naooon

Oh ya, maaf nih sob, udah lama saya ga update apapun di blog ini… tahunan kali ya bukanya.. hehee tapi syukur Alhamdulillah malam ini bisa kembali buka dan menuangkan cerita perjalanan yang saya alami minggu kemarin… Lupakan saja aktifitas saya setahun ini selama vaccum nge-blog, ya intinya lagi focus nyelesain Pendidikan… hehee

Ok.. to the point ya Sob.. sekarang saya mau cerita sedikit perjalanan saya Bersama rekan-rekan di komunitas yang baru saya kenal dan gabung 2 bulan ke belakang, namanya URang Bandung Barat a.k.a UBBAR.. namanya UBBAR karena dalam keanggotaannya mayoritas orang kabupaten Bandung Barat Jawa Barat, dengan tujuan untuk mengenal dan mengeksplorasi kabupaten Bandung Barat pada umumnya .. hmm

Yaa.. singkat cerita.. setelah perjalanan pertama saya dengan UBBAR sebelumnya yang mengambil destinasi wisata Curug Keraton di Kec.Cikalongwetan bulan Agustus lalu, kiniii UBBAR mengadakan kembali program #mengenalKBB dengan destinasi yang hits sekali di zamannya pd waktu itu yaitu curug Malela.. yaa hits pada zamannya karena sebenarnya tempat ini sudah mulai dikenal sekitar 2 tahun lalu namun karena akses menuju lokasi tersebut masih kurang memadai, sehingga belakangan ini setelah mendengar akses ke lokasi tersebut sudah lumayan bagus dan diperbaiki oleh pemerintah setempat, jadi lebih tertarik untuk dikunjungii..

OK.. Ada yang pernah ke Curug Malela sebelumnya? (komen yaa nanti sharing) hehe.. bagi yang sudah pernah mudah2an ingin kesana lagiii jangan kapok .. dan yang belum, semoga ini menjadi sedikit referensi.

Baik.. Secara Geografis Curug Malela berada di Desa Cicadas Kec.Rongga Kab.Bandung Barat. Lokasinya yang sangat jauh dari pusat pemerintahan Bandung Barat yaitu di Ngamprah, membuat Curug Malela ini disebut sebagai Curug yang tersembunyi, namun itulah tantangannya yaitu perjalanan yang jauh bagi pengunjung yang ingin datang kesana. Langsung aja ya ke cerita perjalannya

Pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB kami semua sudah berkumpul di meeting point yaitu di sekitar gerbang Kota Baru Parahyangan Padalarang, setelah sekitar 25 orang berkumpul dan siap berangkat, tak lupa kami semua berdo’a terlebih dahulu untuk memulai perjalanan. Pemimpin perjalanan yang merupakan ketua UBBAR pula yang bernama kang Rudi kemudian melakukan briefing dan memberitahu jalur yang akan dilalui untuk menuju Curug Malela. RUte yang dilalui untuk berangkat adalah Padalarang – Cipatat – Rajamandala – Saguling – Cipongkor – Gunung Halu – Buni Jaya – Rongga – Curug Malela.

Let’s start the journey.. Oh ya perlu diperhatikan sebelum memulai perjalanan riding sobat, cek terlebih dahulu bahan bakar motornya, kalua bisa isi full tank bahan bakar motor sobat, untuk mencegah habis bensin ketika di perjalanan, karena akan menempuh jalur desa setelah melewati Rajamandala sampai Cipongkor kemungkinan tidak ada SPBU, dan memakan jarak tempuh sekitar 70 km. Sobat akan melalui jalur Rajamandala sampai Saguling dengan kondisi jalan yang muluss, menanjak dan pemandangan khas berbukit-bukit.

Jalan Saguling yang muluss
Tikungan tajaam menurun



45 menit dari Padalarang, kita akan sampai terlebih dahulu di Waduk Saguling.. sejenak kami melepas Lelah dan meregangkan kembali otot-otot sembari foto di beberapa sudut waduk. Kondisi air di waduk saguling saat ini terlihat sekali sedang berkurang karena memang kondisi belum turun hujan sudah beberapa bulan terakhir. Berikut sedikit dokumentasinya.

bendungan saguling

kondisi airr di bendungan saguling sedang sedikit

Kemudian perjalanan kami lanjutkan dengan melalui jembatan saguling menuju Cipongkor, disana ada teman kami yang ikut bergabung dan kemudian menunjukkan jalan melalui Cipongkor untuk ke Gunung Halu..

2 jam perjalanan berlalui kami baru tiba di sekitaran Cipongkor, di tengah perjalanan kami dibawa terlabih dahulu ke sebuah bukit batu yang menjulang tinggi dan membentuk seperti gunung batu.. terlihat bahwa jalan mulus yang sudah kami lewati sejauh ini mulai buntu karena tertutup gunung batu tersebut..

Batuaan yang membentuk gunung

Tanpa disadari bahwa memang itulah jalan yang dipilih dan harus kami lewati, ada sebuah jalan kecil dengan lebar 2 m dan beralaskan batu batu tak beraturan hehe… ga masalah sih sebenernya,.. tapi masalahnya adalah jalanan tersebut menjulang keatas a.k.a menanjak, dengan tanjakan yang cukup curam dan tidak rata alias berliku.. oke.. dengan hasrat yang ingin cepet sampai ke Malela satu per satu motor kami mulai merangkak naik, namun belum 10 m tancap gas, beberapa yang membonceng rekannya mulai menurunkan rekannya dan melanjutkan riding sendiri, sehingga beberapa rekan tim UBBAR ad yang berjalan menuju titik puncak jalan tersebut, termasuk temen sayaaa hehe

Jalan di sebelah gunung batu

Saya berada di 5 motor terakhir karena sebelum naik sempat berbincang2 dlu dengan ketua tim, bahwa mengapa mengambil jalan tersebut, namun apa dikata, motor 110 cc yang saya tunggangi Bersama teman mengeluarkan asap dan bau mesin yang menyengat, sehingga di sekitar 15 m saya dibantu tim lain untuk mendorong dan mencapai jalan yang sedikit mendatar, dengan ditemani sekitar 7 motor barisan belakang termasuk saya, kami istirahat sejenak untuk mendinginkan mesin, dan membiarkan 1 motor meneruskan perjalanan untuk menyusul rekan yang sudah lebih dulu melaju mungkin sudah sampai puncak.. 15 menit berlalu kami melanjutkan perjalanan, namun di akhir tanjakan berikutnya ada percabangan yang membuat kami harus menentukan kearah mana melaju, akhirnya dengan keyakinan salah satu orang, 6 motor ini mengambil arah kiri tanpa menghubungi grup barisan depan karena tidak meninggalkan tanda dan tanpa ada yang menghubungi karena tak ada sinyal..

Baiklah, 2,5 jam sudah kami melaju namun belum ada tanda-ada pertemuan Cipongkor gunung halu.. Kami melanjutkan perjalanan dengan 6 motor beriringan, entah belasan motor di depan tadi berada dimana, karena 30 menit kami melaju di jalur pedesaan yang mulai “tidak mulus” kami belum mnemukan tanda tanda mereka melewati jalur ini.. Alhasil kami meneruskan perjalanan berharap dapat bertemu di persimpangan lainnya..

jalan perkampungan yang mulus
 Jalur yang kami lewati lumayan ekstrim namun jalan mulus kembali, banyak sekali turunan curam, belokan tajam, dan tanjakan yang membuat jantung berdetak lebih kencang saat melewatinya *naoon
Setelah 45 menit melewati jalur tersebut akhirnya kami menemui jalur utama gunung halu yang menghubungkan jalur provinsi dari batujajar, cililin, cihampelas, sindangkerta, gununghalu. Alhamdulillaah.. kami meneruskan perjalanan dan tak terasa waktu menunjukkan pukul 11.30, sampailah kami di persimpangan Kecamatan Rongga.. disitu kami berhenti karena ketua tim yang berada dengan rombongan 6 motor kami sudah ada janji dengan warga sekitar yang akan menyuplai konsumsi.. yaa sob.. di Malela nanti kami akan botram atau makan bareng tapi sudah dipesan sebelumnya, dan infonya bertemu di persimpangan ini..

Adzan Dzuhur berkumandang, dan jreng jreng jrengg… muncullah belasan motor yang memberi tanda klaksonnya masing2, dengan sedikit teriakan mereka karena mereka sebetulnya tadi lumayan lama menunggu kami yang ketinggalan karena motor saya yang “kepanasan” tadi.. hahahaa ternyata kami lebih dulu sampai disini.. sedikit candaaan terhenti karena kami memutuskan untuk Sholat dzuhur terlebih dahulu sambal menunggu hujan reda.. (pas nyampe persimpangan, gerimis, kemudian hujan lumayan deras) dan kami beristirahat di sekitaran masjid

Persimpangan Kec.Rongga (pertemuan tim UBBAR kembali)
Rehat sejenak sambil Isho dan menunggu cathering



Pukul 12.30 hujan reda, kami melanjutkan perjalanan, 10 km menjelang curug malela inilah yang dahulu (engga dulu banget sih) diceritakan orang2 yang sudah duluan kesini, adalah mulainya petualangan ke malela yang sebenarnya.. karena dulu jalannya lumayaan cukup menguras tenaga dan seolah memberi halangan bagi siapa saja yang menuju malela jika tidak kuat, maka mending balik lagi hehee..

Tappi Alhamdulillaah saat ini jalannya sudah muluuuusss.. ya meskipun ada sedikit jalan berbatu saat akan menuju gerbang pintu masuk curug malela.. namun kita akan dimanjakan dengan hamparan kebun teh di kecamatan Rongga yang sedang menghijau mudaa… seperti di kawasan rancabali ciwidey

Jalan hotmix dikelilingi kebun teh
kurang lebih 500 m jalan berbatu
melewati jalan tanah

jalan tanah berlumpur setelah hujaan sebentar
Pos masuk Curug Malela


Oh ya, siapkan uang Rp. 5.000,- per orang ya sob jika sudah ada di pos diatas
Pukul 13.00 akhirnya kami tiba di parkiran Curug Malela … hufft.. tak sabar rasanya kami menuju air yang terjun yang dapat melepas Lelah kami.. mulaai



Tempat Parkir
Pintu masuk pedestrian
Tak lama kami memarkirkan dan merapikan kendaraan kami, kami langsung menuju gapura utama pejalan kakii.,. oh yaa,, jangan takut sob, sudah sampai sini kita ditawari juga bila ingin memesan nasi liwet dadakan yang dibuat warga sekitar, sehingga ketika nanti kita sudah kembali dari Curug, kita tinggal makan deh.. namun karena kami sudah membawa perbekalan, kami terus melaju.. dan jugaa jgn khawatir kalua kita Lelah riding tadi, disini ditawari juga jasa ojeg “Ojeg Malela” bila ingin sampai curug tanpa jalan.. hmm.. untuk hal yang ini tergantung kondisi kita aja ya sob.. yang penting karena tujuan kami disini adalah menikmati perjalanan, maka lebih baik jalan kaki.. ya meskipun katanya jauh sekitar 2km.. wkwkwk

Pedestrian 500 meter pertama (perkiraan)
UBBAR rada di wefi an sedikit
Difotoin Photograper UBBAR
Pedestrian mulai tanpa pegangan hidup *naaaon (Maaf ya teeh ke foto hehe)
Nah sampai sini, perjalanan kaki kami normal normal ajaa karena yaa taka da yang aneh dengan jalannya, mulus, ada pegangan, dan teduuuh

Tibalah kami di pos Malela, dan beberapa warung yang menjajakan makanan serta minuman.. disini kami diberi tahu oleh petugas pos untuk selalu menjaga kebersihan, memperhatikan petunjuk disetiap perjalnan, dan mentaati setiap arahan petugas yang berada di setiap sudut.. serta di area curug
Ini penting yaa sob, karena ini namanya etikaa kitaa.. yang harus selalu dijaga dengan baik dengan cara memperhatikan apa yang ada di sekitar kita

Oh yaa… berhubungg sedang ada sesuatu, saya sambung lain kesempatan yaa

See you

=========================================================================================

Baik, kita lanjut kembali ya Sob

Selanjutnya, ketika melewati di pos penjagaan Malela, disini jalannya masih datar-datar aja, hanya ada turunan sedikit, dan ada beberapa warung lesehan yang menjajakan beberapa minuman..

Area dekat pos
Kita akan mendapat himbauan dari petugas seperti yang dijelasin di awal.. nah setelah itu, barulah kita akan menapaki turunan pejalan kaki yang cukup curam, campuran tanah dan batu-batu yang sebelumnya sudah pernah dibuat anak tangga yang rapi, namun kelihatannya karena tergerus air hujan yang mengalir jadi membuat anak tangga ini banyak yang mengelupas batuannya, sehingga kita harus berhati-hati saat menuruninya.

Jalanan mulai menurun
Dalam perjalanan menuruni anak tangga ini, kita akan melihatt Curug Malela yang sangat tampak dan tidak tersembunyi dari jangkauan pandangan kita ini, Curug yang besar sepertinya, karena ini masih sangat jauh untuk dijangkaau.. dan mungkin kita juga akan berpapasan dengan pengunjung lain yang sedang “naik” a.k.a kembali ke tempat parkiran yang terlihat “hahehoh” seperti sudah berlari mengelilingi stadion GBK (wkwwk lebay) karena terlihat basah di sekujur kepala nya hehe… mungkin mereka sedang mandi keringat karena kelelahan menaiki anak tangga, yang kami sendiri belum tau ini anak tangga turunnya sampai mana, karena belum terlihat bawahnya

Curug malela terlihat saat menuruni tangga
Setelah menuruni anak tangga kurang lebih 500 meter (mungkin- karena saya belum lihat informasi jumlahnya sejak tadi), kami sampai di saung lesehan yang kosong yang entah sudah dipesan atau belum karena saya lupa tidak menanyakannya ke kang Rudi.. but, disitulah kami bisa istirahat sejenak dan tak memakan waktu lama kami langsung melahap naasi bungkus yang sudah dibawa sejak tadii..
Oh ya, di tempat inilah letak beberapa papan yang didesign di atas pohon-pohon untuk mengambil foto dengan latar curug  malela dari kejauhan.. sayangnya, di curug malela beberapa titik masih ada yang harus bayar retribusinya,, hehe

Papan untuk foto ada di sebelah pohon
 Setelah makan lahap dan sedikit berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan untuk melihat lebih dekat curug Malela, dari gambar diatas terlihat sebuah jalan setapak menurun, dan itulah jalan pedestrian yang harus kami lalui, dan itu juga merupakan jalur ojeg malela bila ingin naik ojeg..

Sekitar 20 menit perjalanan (lama karena kami jalannya pelan-pelan karena pegal wkwkwk) akhirnya kami tiba di bibir sungai, terlihat batu-batu besar menjulang dan beberapa kios yang menjajakan makanan dan minuman mengisi sudut-sudut yang strategis dilalui pengunjung..

Sejenak sayaa mengabadikan foto membelakangi kamera dengan latar curug malela yang Subhanallaah besarr dan deras airnya.. namun sedikit surut karena baru mau musim penghujan

Me (membelakangi) dan Malela lebih dekat
Untuk menuju batu-batu yang menjadi spot foto persis di depan curug Malela, kita harus mengeluarkan kembali retribusi sebesar Rp 3.000,-/orang ke petugas yang ada, ada beberapa jembatan yang “ditunggu” oleh petugas sebagai penghubung antar batu, nah.. kami dari UBBAR mengambil batu besar yang berada tepat di tengah-tengah depan curug untuk mengabadikan dan merasakan kesegaran air yang mengalir dibawahnya.. namun sob, tetap berhati-hati yaa soalnya kedalaman air di beberapa titik ada yang mencapi 3 meter, dan deraass… sehingga disini dilarang untuk berenang dan bermain air..

Sambil nunggu difotoin, wefie dlu kebetulan lagi pegang hp temen

Difotoin depan Curug

Curug Malela berdiri sendiri

UBBAR lengkap dengan kamera LSR Ubbar mode timer

Kegiatan kami masing-masing

Jembatan yang dibuat warga sekitar

Gambar diatas adalah foto dari jembatan yang dibuat oleh warga sekitarr..

Fotographer selama perjalanan

Tidak terasa, 45 menit sudah kami menghabiskan waktu di titik ini, titik yang kami tuju.. curug malela.. waktu telah menunjukkan pukul 14.30 dan cuaca terlihat kembali redup, kang Rudi mengajak kami semua untuk bersiap dan kembali ke parkiran untuk pulang.. semua bergegas, melewati jembatan satu-persatu dan mulai “mendaki” jalanan tanah yang sebagian berlumpur dan “lengket” menempel ke alas kaki kami.. sehingga perjalanan naik ini menjadi lebih “berat” hehee

Pendakian menuju tempat makan tadi terasa lambat, maklum.. rasa Lelah mulai menerpa, tapi perjalanan tetaplah perjalanan, tentu harus dinikmatii… agar sehaat *naaoon

Di 10 m perjalanan ojeg telah menanti, dan beberapa menawarkan diri kepada kami untuk kembali naik tanpa harus “berjuang” berpijak ke tanah menggunakan sisa-sisa tenaga.. tapii Alhamdulillaah tim Ubbar belum ada yang ambil tawaran ituu *naaondeui ..

Semua berjuang mengayunkan dan mengangkat kaki menapaki setiap langkah yang ditemani air keringat yang menetes .. sayaa beristirahat sejenak di kios yang dilewati, menunggu beberapa teman, ada rekan riding, Rini, kemudian Mas Agung kalo ga salah, dan terakhir ada Mba Ira wkwk maaf yaa dan juga ada Kang Rudi, ketua tim yang berada paling belakang, memastikan semua sudah naik.. kami di barisan belakang berjalan dengan perlahan menghitung berapa langkah agar tidak terasa sampai puncak wesweswess… tak terasa kami sampai di tempat makan tadi, dan jreng ada “plang” ini lagi 

"plang" ojeg malela

Masih tetap, belum ada yang menggunaan ojeg.. beberapa rekan juga sudah berada di tempat ini sejak tadi untuk mengambil nafas dan sedikit selfie dan wefie hehe

Setelah beberapa saat istirahat, kami melanjutkan perjalanan “naik”,.. oh ya berikut gambar jalannya yang sedari tadi kami turuni, kemudian sekarang kami naiki.. hehe

Jalur pendakian

jalur setapak

jalur ojeg malela

jalur setapak dengan jalur ojeg

jalur pejalan mulai ada kios

Nah gambar-gambar diatas juga merupakan jalur ojeg yang persis berada di sebelah jalur pejalan kaki
Sekitar 20 menit kami melalui jalur ini, dan akhirnya kami tiba di puncak parkiran … hehe

Beberapa tim yang sudah lebih dulu sampai, sudah memakan perbekalan rekan yang lain, dan juga ada yang langsung memesan kelapa muda, disini kami briefing kembali untuk memastikan semua tim kembali, dan bersiap untuk pulang.. sebelumnya kami foto terlebih dulu.. namun file fotonya ada di UBBAR, dan saya belum sempet minta filenya..


Sehingga setelah ini, tidak ada lagi foto perjalanan karena kami focus ke perjalanan “pulang”.. maklum.. kami memulai perjalan pukul 16.00 WIB, dan tak ada waktu untuk sempet ngambil gambar, termasuk rekan saya yang dibonceng pun sudah tak kuat berfoto (ah ini mah lebay pisan) hahahaa…. Sampai di padalarang pukul 19.00 WIB..

Kami menggunakan jalur utama Rongga-Gununghalu-Sindangkerta-Cililin-Cihampelas-Batujajar-Cimareme-Padalarang untuk kembali ke rumah masing-masing.. jalur ini merupakan jalur utama, dan inshaAllah bisa dikatakan jalurnya sangat mulus dibandingkan keberangkatan tadi, semua masih tetap berjajar pada posisinya, mengikuti motor paling depan.. dan di beberapa titik, gerimis pun turun, menghapus Lelah-lelah yang menempel di kepala

Namun tetap tersimpan dalam ingatan, Malelaaa, curug yang indah, tersembunyi di semak belukarr, sedikit terjamaah, bannyak manfaat, menentramkan mata, menenangkan hati, menandakan kebesaranNya.. pemilik alam semesta

Selalu, dalam setiap perjalanan, kita bisa bertafakur dan mengingati diri bahwa diri ini begitu kecil di hadapan sang pencipta..




Asep S
Being a good person is more important


Note :
Jalur ke Curug Malela :
  1. Pdalarang-Cipatat-Rajamandala-Cipongkor-GunungHalu-Rongga-Curug Malela (sekitar 4 jam perjalanan menggunakan roda 2)
  2. Padalarang-Cimareme-Batujajar-Cihampelas-Cililin-Sindangkerta-Bunijaya-GunungHalu-Rongga-Curug Malela (3 jam perjalanan menggunakan roda 2)

Biaya:
  1. Bensin Pulang pergi sekitar 6 liter untuk motor matic
  2. Karcis masuk Curug di Gapura/pos depan : Rp. 5.000,-/ orang
  3. Biaya makanan per orang : Rp. 20.000,-
  4. Retribusi Foto di papan : Rp. 3.000,-/ orang
  5. Retribusi melewati jembatan di curug : Rp. 3.000,-/ orang
  6. Es kelapa muda di tempat parkir : Rp. 10.000,-
  7. Selebihnya pengeluaran pribadi yang lain saja yaaa

Gambar/Foto diambil dari sumber yang berbeda
  1. Kamera smartphone Oppo
  2. Kamera smartphone INfinix
  3. Foto di Grup Whatsapp UBBAR

Tuesday, October 4, 2016

Review Novel "HUJAN"

Bismillaah…

Ba’da tahmid miwah sholawat

Bagaimana kabarnya saat ini sob? Semoga selalu dalam keadaan yang baik dan dalam kondisi yang berbahagiaa aamiin

Kali ini masih dalam suasana buku-buku tere liye, saya akan me-review kembali salah satu bukunya yang berjudul “HUJAN”.. Semoga review ini sedikit banyak memberikan ingatan kembali bagi sobat yang mempunyai kenangan di masa “hujan” ya Sob.. (maksudnya?)… :-D, ya semacam pengalaman dan kenangan sobat berkaitan dengan saat hujan turun, atau sedang musim penghujan.. karena sekarang sudah memasuki musim hujan nih Sob..hehe.. Bagi beberapa orang mungkin ada yang seperti itu, mengaitkan dan mengingat sesuatu hal karena hujan atau saat hhujan turun seperti halnya kisah dibalik buku ini Sob..

Cerita buku Tere Liye memang selalu saja bikin penasaran dan selalu berbeda, kadang belum terfikirkan sama sekali oleh saya namun setelah dibaca memberi pengetahuan dan wawasan baru..
Check it out aja ya Sob…

Kisah ini berawal dari seorang Gadis yang berusia 13 tahun, namanya Lail.. Ia seorang anak biasa yang dibesarkan disalah satu Kota di Negara yang tak disebutkan dalam cerita, ia bersama ibunya pergi ke sebuah stasiun kereta bawah tanah untuk memulai aktivitas mereka, ini adalah hari pertama Lail bersekolah kembali setelah liburan panjang usai. Ayahnya yang bekerja diluar kota jarang sekali bertemu dengan Lail. Karena itu ia lebih sering menjalani hari-harinya bersama Ibunya.

Era masa depan memang sulit diprediksi, akan banyak peralatan canggih dan modern yang akan muncul seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, begitupun di massa hidup Lail, perkembangan zaman terus berubah, penduduk bumi pun bertambah banyak, sekitar 1 Milyar penduduk bumi telah sesak memenuhi ruang yang tak tertampung lagi, selalu ada siklus, ada yang meninggal, ada yang lahir.. saat itu, berita kehebohan tentang kelahiran bayi yang menggenapkan penduduk bumi menjadi 1 Milyar tersebut tersebar diseantero kota tempat Lail tinggal, pun di stasiun kereta bawah tanah, di setiap layar televisi menampilkan breaking news tentang kelahiran bayi tersebut. Ada perbincangan yang sangat dalam yang saat itu sedang terjadi dalam breaking news, seorang ahli mengatakan bahwa untuk mengurangi penduduk manusia di bumi hanya dengan takdir berupa bencana alam, seperti halnya peristiwa gunung Krakatau yang meletus beberapa abad silam..
Kereta bawah tanah melesat dengan cepat, dibawah daratan kota tersebut, melewati setiap peron dan stasiun yang tersedia, Lail dan ibunya masih berada di kereta tersebut berdesakan dengan penumpang yang lain. Saat itulah, masalah mulai timbul, terjadi guncangan hebat di dalam kapsul kereta, semua barang penumpang berhamburan ke setiap lorong kereta, setiap orang saling bergesekan hebat, listrik pun padam, kereta berhenti seketika dalam perjalanan, meninggalkan stasiun terdekatnya, berada di area sekitar 40 meter di dalam tanah membuat semua penumpang panik, Lail terpisah dari ibunya, dan ibunya terus sibuk mencari Lail..

Di belahan bumi lain terjadi sebuah guncangan hebat, berasal dari sebuah gunung yang sudah berumur ratusan tahun. Gunung tersebut meletus mengeluarkan lava dan abu vulkaniknya, jauuuuh sekali dengan tempat Lail dan ibunya berada. Namun bukan lavanya yang membuat kapsul kereta terhenti, gempa yang ditimbulkan gunung tersebut mengguncangkan benua tempat Negara Lail. Sehingga Negara nya menjadi terdampak letusan.. sesaat itupun Kota porak poranda, gedung-gedung runtuh, bangunan rumah dan jembatan rusak, aliran listrik di Kota tersebut pun lumpuh, pun Lail dan ibunya yang masih terpisah. Beberapa saat kemudian Ibunya Lail berhasil menemukan Lail dan mereka segera mengikuti aba-aba untuk keluar ke tangga darurat jalur kereta bawah tanah.. hanya ada satu jalan bagi mereka untuk keluar dari gelapnya lorong.. kondisi saat itu panik, petugas dari pemadam dan tim sar segera datang mengevakuasi penumpang yang masih mencari jalan keluar, ada yang meninggal saat itu juga, ada yang bersusah payah berjalan, membantu satu sama lain.. ibu Lail segera mendengar instruksi petugas untuk berjalan dengan gerombolan penumpang lain menuju tangga darurat.. namun terjadi masalah berikutnya, gempa kembali mengguncang daratan Kota tersebut, reruntuhan puing lorong semakin banyak menimpa siapa saja yang berada dibawahnya, Lail dan ibunya berjalan tergopoh-gopoh dengan hati-hati, Ibu Lail mendahulukan Lail untuk naik perlahan dengan sisa tenaga menuju tangga darurat dan berakhir di sebuah lubang di jalanan Kota, namun Ibu Lail tak terselamatkan, saat Lail hampir naik, Ibunya terseret reruntuhan dan Jatuh ke bawah lorong kembali, tak terlihat, tak tertolong, Lail saat itu sudah tidak bisa lagi melihat Ibunya, di bawah gemercik hujan yang mulai membahasi pipinya, bercampur dengan air matanya yang terus mengalir, hanya ada seorang yang menemaninya yang menariknya tadi dari atas lubang, seorang anak Laki-laki berbeda usia sedikit lebih besar darinya, dialah Esok..

Sejak kejadian itu, Lail hanya bisa mengenang masa-masa bersama ibunya, kabar buruk pun datang dari beberapa petugas pengungsian bahwa seluruh warga tempat ayahnya bekerja tak satupun ada yang selamat, semuanya menjadi korban dahsyatnya bencana alam tersebut..

Lail mulai menata hidupnya kembali, di dalam suasana pengungsian, ia hanya ditemani esok, anak laki-laki yang dikenalinya saat menaiki tangga darurat…

Hari demi hari berganti dilewati Lail dengan kesedihan, namun esok tetap menemaninya kemana pun Lail pergi.. sejak saat itu mereka berteman akrab.. sedikit demi sedikit kesedihannya mulai hilang tatkala Lail mulai aktif membantu para relawan dan petugas di dalam pengungsian untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan relawan bencana. Ia mulai membantu memasak di tenda, menyiapkan makanan, dan lain sebagainya.. namun sesekali Lail tetap nekad pergi ke sebuah lubang, tempat dimana terakhir kali ia keluar dari lorong tanah di kotanya bersama ibunya.. Saat itu pula esok yang sudah tahu kemana Lail pergi, mencari Lail hingga ke Lubang itu, dan hujan pun turun saat Lail ditemukan esok.. ya selalu saja hujan membasahi tangis Lail yang menyeka air matanya..

Hari berganti dan tahun pun berganti, Lail sudah kembali ke sekolah nya, Pun esok yang berbeda angkatan dengan Lail..

Singkat cerita, Lail masuk ke asrama sekolah keperawatan setelah ia menyelesaikan sekolah mengengahnya, ia mendapati sahabat baru bernama Maryam. Kini Lail sudah menjadi seorang gadis yang cantik, namun mempunyai mental yang kuat, karena mandiri sejak kecil.. esok pun sudah pindah ke Ibu Kota, sekolah di tempat yang terkenal, unggul di zamannya, dan ia diangkat anak oleh seorang kepala Daerah disana, dan Lail belum mengetahui itu.. Lail dan Esok hanya bisa bertemu saat keduanya mendapat libburan semester.. itu pun kalau Esok sempat dan Lail terus menunggu waktu Liburan itu.. karena perlahan ia mulai memahami arti perasaannya terhadap Esok..

Tahun berganti tahun, Lail jarang sekali bertemu dengan esok, pernah sekali Lail diundang ke Ibu Kota oleh Pemerintah karena prestasinya bersama dengan sahabatnya, Maryam.. dalam menyelamatkan warga yang akan terdampak banjir bandang di hilir sungai, namun mereka berdua berhasil memberikan peringatan dan evakuasi sebelum bencana itu sampai di desa tersebut.. Lail yang saat itu menjadi pahlawan relawan muda, bertemu di acara puncak penghargaan kepadanya dengan Esok.. dan akhirnya mengetahui kalau Esok diangkat oleh Walikota di Ibu Kota.. Namun yang membuat Lail sedikit mengubur perasaannya kedalam hatinya kembali karena melihat anak gaadis sang Walikota yang menurutnya lebih cantik, itu lebih pantas bersanding dengan Esok yang menjadi ilmuwan yang terkenal yaitu Soke Bahtera.. Lail merasa dirinya tidak pantaas, dan lebih mengorbankan perasaannya untuk gaadis itu kepada Esok..

HIngga tiba pada titik puncak, dimana proyek besar yang sedang dikerjakan oleh Esok telah Lail ketahui, dengan suhu bumi yang semakin panas, membuat seluruh penduduk harus hijrah ke planet lain menggunakan kapal raksasa yang dibuat oleh team Esok, dengan Esok sebagai otaknya..
Kapasitas kapal tersebut terbatas dan hanya akan diselamatkan beberapa penduduk dunia saja, tidak semuanya, termasuk 2 tiket terakhir yang Lail simpulkan adalah tiket Esok bersama gadis walikota tersebut.. hati Lail pun hancur saat itu..

Cerita dalam buku hujan ini memang terbilang singkat, karena dalam kisah tersebut pemeran utama yaitu Lail sedang menceritakan kisah hidupnya kepada seorang perawat dengan teknologi kesehatan yang mutakhir saat itu, sampai ia memutuskan untuk berada di tempat ia berada.. Pusat terapi saraf..
Ia ingin menghapus kenangan indah bersama Esok dan melupakan segalanya tentang esok, hingga akhir dari terapi itu saat ia bangun ia tidak akan kembali mengingat yang namanya esok..

Bagaimanakah kisah akhir dari novel ini? Apakah Lail siap dan matang dalam keputusannya untuk menghapus semua memorinya tentang esok? Akankah Esok pun tahu apa yang diperbuat Lail dan berusaha mencegahnya… mendingan sobat baca deh bukunya

Karena Teknologi yang disampaikan pada cerita kali ini membuat fikiran saya tercengang sob dengan apa yang ditulis oleh penulis Tere Liye.. karena tidak terfikirkan sama sekali dengan konsep ruangan 4x4 pusat terapi saraf otak, yang kosong, tidak ada benda apapun, namun dibuat canggih dengan segala yang keluar dari setiap bilik ruangan tersebut.. kereeen

Oh iya sob, segitu dulu ya review novelnya.. agar tidak penasaran langsung saja dibaca novelnya yaa




Judul Novel : Hujan

Penulis : Tere Liye

320 hlmn ; 20 cm













Asep
Being a good person is more important

Tuesday, September 6, 2016

Menuju Sindang Geulis Kahuripan (Cikahuripan)

Bismillaah..
Ba’da tahmid miwah sholawat..

Sobat saepulnet gimana kabarnya? Lama tak menyapa sobat.. oh iya langsung saja, kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya, mencoba memperkenalkan sebuah tempat yang subhanallah indah.. dan untuk mencapai sesuatu yang indah itu memang selalu harus kita perjuangkan, Surga tersembunyi di sebuah lembah yang curam .. memang tempat ini sudah populer sejak dulu, sejak saya masih kecil, karena tempat ini masih satu kecamatan dengan tempat tinggal saya. Namun sekarang mulai populer dan banyak dikunjungi wisatawan luar. Mulanya, tempat ini merupakan tempat pemandian biasa, tempat saya dan teman-teman melepas penat saat masih kecil, banyak jalan/jalur yang bisa dilewati untuk mencapai tempat ini dulu, jalan kaki dari rumah melewati kampung by kampung, persawahan, perbukitan, lembah, hutan pinus, kebun teh, wah pokoknya seru.. namun kini sudah banyak berlalu lalang kendaraan roda 2, bahkan roda 4. Akses menuju tempat ini sudah bisa dicapai menggunakan roda 4, meskipun yaaa masih sama kondisi jalannya sejak dulu hingga sekarang.. kurang bersahabat..haha

Ok baiklah, penasaran kan sob nama tempatnya? Yaa namanya Sindang Geulis Kahuripan, tapi kalo bertanya ke orang sekitar area tersebut lebih dikenal dengan nama Cikahuripan sih sob, pun di daerah tempat tinggal saya.. mungkin nama itu diberikan oleh pemerintah setempat yang sudah melirik potensi wisata Cikahuripan saat ini.. Ini ni sob..

Papan nama Sindang Geulis Kahuripan

Kalo dibaca informasi yang dibawah nama sindang geuilis itu, tertulis talaga Cikahuripan dan Perhutani KPH Bandung Utara, meskipun lokasinya terletak di Kab.Bandung Barat namun tempat ini dibawah naungan Perhutani KPH Bandung Utara tersebut sob. Yang saya tau waktu kecil dulu, Cikahuripan menjadi sumber mata air warga yang berada di bawah dataran tinggi tersebut, tepatnya menuju sebagian kampung di Desa Girimukti , yang lebih dekat menuju tempat tinggal saya sob. Karena Cikahuripan tersebut dikelilingi oleh percabangan jalan yang banyak dan menuju kampung yang berbeda, namun hanya jalur yang ke arah Girimukti saja yang saya tahu ada jalur pipa air nya sejajar persawahan yang dilewati.

Oh iya, sebelum memperlihatkan bagaimana view di sekitar Cikahuripan alangkah baiknya saya akan menjelaskan berbagai rute perjalanan untuk mencapai tempat ini..

1. Via Pangheotan (kp. Tagog Apu)

Petunjuk arah

Sobat yang berasal dari Kota Bandung, Soreang, Padalarang bisa memilih jalur ini, namun saya juga belum pernah sih sob karena konon terlalu jauh untuk mencapai Cikahuripan.. hehe .. karena jalur akses nya lebih panjang melewati perkebunan teh yang jalannya kurang bersahabat.. seperti pada gambar diatas sih sob penampakan jalannya

Setelah melewati Padalarang, pilihlah jalur yang menuju Purwakarta, patokannya sobat akan melewati jalan sejajar rel kereta api terlebih dahulu, 10 menit kemudian akan melewati berbeagai toko *mart di kanan kiri jalan, dan akan menemui sebuah pertigaan dengan petunjuk Perkebunan Nusantara VIII Pangheotan, nah masuk kesitu, terus tanya deh sama orang sekitar agar tidak tersesat..

2. Via Gapura Nanas (PU – Kp.Warung Domba)

INi adalah jalur utama dari arah Bandung yang akan menuju Cikahuripan untuk kendaraan roda 2 ya Sob... Kalo roda 4 lebih baik menggunakan jalur via Cisomang nanti yaa di poin selanjutnya..

Dari pertigaan Pangheotan tadi, sobat terus saja ambil jalur utama Padalarang Purwakarta, sekitar 30 menit sobat akan tiba di jalur yang melewati perkebunan teh tepat di pinggir jalan raya, nah jangan terlalu cepat, karena diakhir dari perkebunan the yang sejajar jalan raya tersebut ada sebuah gapura yang diatasnya ada gambar buah Nanas atau biasa dikenal dengan PU alias Pengkolan Umum. Nah kemudian masuk ke Gapura tersebut, kemudian ikuti jalan yang bagus terus sampai menemukan tanjakan yang jalannya masih mulus..  di tanjakan tersebut masih banyak rumah warga Sob..

Nah, setelah melewati tanjakan, sobat akan disuguhi pemandangan bukit yang indah, namun akses jalannya mulai berubah, kurang bersahabat wwkwk..

Kemudian akan menemukan percabangan pertama, sobat pilih arah kanan ya, disitu juga ada petunjuknya kok jalan menuju Sindang Geulis Kahuripan..

Menuju percabangan berikutnya soboat akan dibuat bingung, karena ada 3 jalan bercabang kembali..
Oh iya, jika sobat berjalan kaki atau sekedar jogging untuk ke Cikahuripan, sobat bisa pilih arah ke kanan, yaitu jalan yang melewati area persawahan..

Kalo lurus itu ke rumah2 warga, nah kita pilih jalan yang ke kiri, yang mulai menanjak dengan landasan batu-batu besar yang berderet, mulai darisini saya sarankan sobat lebih berhati-hati lagi..

Tanjakan dengan jalan bebatuan

Terkadang, kalo tidak diberi ancang-ancang untuk nge-gas, yang kita bonceng di belakang kita juga harus turun sob, karena tanjakannya ekstrem ditambah jalannya yang berbatuan.. Dan disarankan jika melewati jalur ini pastikan cuaca 1 hari sebelum sobat melewati tempat ini tidak hujan alias tidak basah.. karena dikhawatirkan licin sob..

Seteleh melewati tanjakan pertama, Sobat akan melewati beberapa perkampungan warga, dan akan menemukan kembali tanjakan berikutnya hingga sobat sampai di sebuah hutan pinuus yang rindang dan sejuk.. subhanalllah..

Namun jangan senang dulu, karena ini baru separuh perjalanan sobat .. sobat akan menemukan percabangan.. 

Percabangan menuju jalan setapak

Kemudian sesuai petunjuk sobat lurus saja mengambil jalan sejajar hutan pinus..

Oh iya FYI, jalur yang diambil disarankan mengambil jalan yang setapak yang sejajar jalur besar (hanya cukup untuk kendaraan roda 2 saja), karena dengan melewati jalur setapak ini sobat tidak akan terlalu memutar jauh dan akan sedikit memotong jalur.. terlebih lagi, jalur besar yang tersedia sampai saat ini masih rusak, akan ditemui beberapa kubangan air yang cukup dalam selama perjalanan dan beberapa tumbuhan yang dibiarkan tumbuh lebat sepanjang jalur bebatuan yang akan menghambat sobat bila memakai jalur yang besar .. dan ini sangat tidak disarankan untuk kendaraan roda 4 ya Sob..

Namun disinilah serunya sob, bila ke Cikahuripan menggunakan jalur ini, motor2 sobat akan dipacu adrenalinnya karena sedikit banyak akan menemui jalan yang sangat sempit, menanjak dan curam namun kecil, dan memang sobat harus sangat berhati-hati bila melalui jalur ini.. namun tidak akan terasa bila sobat nikmati dan perlahan tiba di pintu masuk kawasan Cikahuripan..

Melewati jalan setapak

setapak, mananjak, menurun

Oh iya, setelah sobat melewati jalur mendatar yang setapak, sobat akan menemukan 2 jalur lagi, bila lurus akan menemui jalur besar lagi dan bila kekiri tapi menanjak sobat masih berjibaku dengan jalur setapak.. dan itulah jalan yang harus sobat ambil.. jalan setapak kembali !

Kemudian sobat akan menemukan titik akhir tanjakan disebuah perkebunan the.. untuk kemudian mengambil jalur setapak yang curam dan menurun.. hingga sobat menemukan sisi yang satunya lagi dari bukit yang dilewati tadi.. seolah-olah menyeberang bukit soob..

View dari atas bukit sejajar jalan setapak

Kemudian ikuti jalan setapak tersebut, dan tetap berhati-hati sob.. karena di sisi kiri kita terbentang sekali kondisi jalan yang kita lewati karena kita berada diatas.. kemudian kita akan menemukan lagi jalan yang menurun dan sedikit miring.. 

Turunan di jalan setapak

Akhirnya setelah melewati turunan tersebut, kita akan menemukan kembali jalan besar dan kita ambil jalur ke kanan.. untuk kemudian bertemu dengan pintu masuk kawasan Cikahuripan..

Pintu Masuk Cikahuripan

Eits..jangan senang dulu sob.. untuk sampai ke cikahuripannya masih harus berjuang lagi sob.. tenang, sabar, dan tetap hati-hati .. karena jalan yang akan dilewati sangatlah curam.. untuk kendaraan roda 2 sobat juga harus dibawa, agar tetap aman dan diparkir di tempat yang disediakan di bawah sana.. wkwkwk

Jalan yang harus dilewati adalah jalan bebatuan yang cukup terlihat basah dan licin bila cuaca hujan, makanya harus sangat hati-hati sob.. sejauh 500 m kita harus menuruni jalan yang curam tersebut, dan lebih bahaya nya lagi kiri kanan nya masih tebing tinggi sob.. sayangnya saya tidak sempat ambil gambar.. namun setelah sampai di parkiran utama.. rasa lelah yang tadi dilewati tidak terasa sob setelah kita dapat menghirup udara segar kawasan sindang geulis kahuripan yang banyak ditumbuhi pepohonan besar berumur ratusan tahun..

Dan beberapa pohon masih saya kenali dan masih sama besarnya seperti saya masih kecil sering ke tempat ini sob..,.wuwhwuhh

Pohon usia ratusan tahun
      3. Via Cisomang

Saya baru coba jalur ini saat pulang dari Cikahuripan sekarang sob, dan ini tentunya dicoba karena teman-teman mulai protes dan tidak mau pulang lewat jalur yang berangkat tadi hihihi.. akhirnya kami memutuskan untuk melewati jalur via Cisomang ini sob dari seliweran info pengunjung yang kami tanya kemana mereka ambil jalan ke Cikahuripan.. dan memang untuk kendaraan roda 4, jalur ini sangat recommended karena bisa sampai di parkiran utama Cikahuripan.. kea rah Pangheotan pun bisa sob untuk kendaraan roda 4, seperti gambar diawal tadi..

Oh iya, untuk kendaraan roda 2 sih sebetulnya sama saja dengan jalur kedua yaitu via Gappura Nanas, jalan besarnya berbatu semua, dan sangaaat panjang treknya.. namun untuk trek yang membahayakan dan mengkhawatirkannya sedikit dan nyaris tidak ada.. karena jalur yang akan dilewati sobat cukup besar, semuanyaaa… tidak ada lagi lewat jalan setapak sob..

Dari arah Bandung, sobat bisa menempuh 45 menit dari Padalarang tadi, setelah melewati gapura nanas, sobat terus saja ambil jalan utama hingga melewati Kantor Kecamatan Cikalongwetan, dan ambil jalur yang ke arah Purwakarta/Jakarta, 10 menit dari situ, siap-siap sobat ambil kanan untuk masuk ke sebuah gapura yang didepannya terparkir banyak delman (gak akan kelewat sob) nah itu namanya Cisomang..

Dari situ, sekitar 1 ½ jam s/d 2 jam, sobat bisa sampai di Cikahuripan..

Jalur yang dilewati adalah Cisomang – Kadudampit – Tengek – Bojong Sero (Gapura) .. nah sampai sini jalannya inshaallah sudah mulus.. hanya beberapa titik saja yang masih rusak namun pemandangan sekitarnya akan mengalahkan rasa kesal sobat terhadap jalan yang rusak tersebut..

Gapura ke Perkebunan teh

Jalan bebatuan menuju Cikahuripan

Jalan mulus menuju Cisomang

Setelah melewati gapura tersebut, tidak ada lagi rumah-rumah warga, yang ada hanyalah jalan bebatuan yang cukup besar dan menguras tenaga sobat yang mengemudi dan mengendarai motor saja sih sob.. alias pegal..hehe

Setelah menemukan pertigaan yang ada gazebo (a.k.a saung), sobat ambil jalur kanan menuju Cikahuripan..

Pertigaan jalan

Setelah itu, masih dengan jalan yang kurang bersahabat (a.k.a parah), sobat akan menemukan jalur kekanan yang menurun.. dan itu lah jalan tunggal menuju Cikahuripan..

Percabangan menuju Cikahuripan

Kemudian sampailah di tempat parkirnya sob (kalau mobil ada dibagian atas sebelum kesini)

Area parkir yang cukup luas dan rindang

Nah, setelah sobat mengetahui rute perjalanan yang akan ditempuh menuju Cikahuripan, berikut harga tiket masuk dan beberapa fasilitas yang disediakan di kawasan Cikahuripan ini Sob..

Tiket masuk Cikhuripan

Air yang jernih menjadi nilai lebih tempat ini, ada beberapa kolam yang disediakan untuk kita berenang dan merasakan kesegaran air dari mata air yang saya sendiri belum tahu haha..

Dari dulu sampai sekarang, kolam yang alaminya masih sama, hanya ada 2, yaitu di bagian paling atas kawasan Cikahuripan, meskipun ke-2 kolam tersebut masih sama ukurannya sangat kecil, tapi alami banget nih sob.. dengan senssasi dikelilingi oleh batuan alam dan sedikit ada curug nya, kolam ini tetap menjadi daya Tarik tersendiri.. terlebih sudah dibangun kolam renang dengan skala yang cukup besar dibagian bawahnya.. tetap saja berenang di kolam air dengan dasar bebatuan ini sangatlah wajib dinikmati bila sobat berkunjung ke Sindang Geulis Kahuripan ini..

Cikahuripan dari atas Parkiran

2 kolam alami yang utama

kolam utama dilihat dari bawah

sedikit curug yang mengalir dari atas

Tempat ini juga ramah untuk anak-anak kok sob.. ada kolam yang dangkal yang menyatu dengan kolam besar, namun dibatasi oleh besi yang memberikan batasan kedalaman kolam

View kolam yang dangkal untuk anak-anak (masih sepi nih sob)

Kolam sedalam 155 cm

Oh iya, siap2 saja ya Sob dengan kejernihan ddan kesegaran air yang ada.. dan tentunya diiingin pisan sob..

Oh iya sebagai saran saja, sebaiknya jika sobat mau berkunjung ke tempat ini di akhir pekan, lebih baik datang lebih awal, karena dari mulai jam 7 pagi juga sudah dibuka kok sob.. karena jika menjelang siang sudah mulai ramai dan sepadat ini nih sob..

View kolam atas dan bawah saat sudah ramai sob

View kolam bawah dari atas

Segitu dulu ya sob ..

Semoga dengan info ini, sedikit banyak menambah wawasan sobat dan memicu sobat untuk bisa berkunjung ke tempat ini suatu saat ya Sob..
 Tak lupa dalam setiap perjalanan menjelajah alam, saya selalu terkagum dan merenung pada diri betapa pribadi ini kecil di hadapanNya,,

Dan tentunya masih dalam semangat kemerdekaan (walau udah beda bulan) tapi saya tetap merinding ketika melihat bendera Indonesia berkibar di suatu tempat yang indah nan tersembunyi..
 
Aku Cinta Indonesia..

@kangasepsaep

Me on top




Simpulan :

Tiket masuk Rp.10.000/ orang (sudah termasuk Asuransi)

Jalur 1 Via Bandung-Padalarang-Pangheotan (perkebunan the) -Cikahuripan (lama)

Jalur 2 Via Bandung-Padalarang-Cikalongwetan-Gapura Nanas-Girimukti-Perkebunan Pinus-Perkebunan Teh-Cikahuripan (1jam dari Gapura Nanas)

Jalur 3 Via Bandung-Padalarang-Cikalongwetan-Cisomang-Tengek-Bojongsero-Perkebunan The-Cikahuripan (1 ½ s/d 2 jam dari Cisomang)