Thursday, July 21, 2016

Review Novel "PULANG"nya karya Tere Liye

Bismillaah…

Ba’da tahmid miwah sholawat

Bagaimana kabarnya saat ini sob? Semoga selalu dalam keadaan yang baik dan dalam kondisi yang berbahagiaa aamiin

Oh ya kali ini saya akan me-review buku dari seorang Penulis yang bukunya subhanallah banyaaaak .. Saya pernah membaca beberapa bukunya yang berjudul “Ayahku bukan Pembohong” dan “Daun yang jatuh tak pernah membenci angin”.. Ada yang tahu ? Yaaa.. Darwis Tere Liye atau lebih dikenal dengan Tere Liye..

Saya memutuskan untuk membeli buku yang satu ini karena menarik perhatian dan membuka rasa penasaran saya tentang ekspektasi saya terhadap judulnya.. teringat tema perantauan.. yang sedang saya alami hehe…. Judulnya yaitu “PULANG”..

Berawal dari Pengenalan Tokoh Utama, dengan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama… Bujang.. Seorang anak yang terlahir dari keluarga biasa yang hidup di Pedalaman Rimba Pulau Sumatera.. Bersama Bapak yang bernama Samad dan Ibunya yang bernama Midah..
Alur Ceritanya mundur maju.. apa yang dijalani pelaku utama saat ini, ia ceritakan kembali awal mulanya hingga ia menjadi seperti sekarang.. dikisahkan dalam novel tersebut bujang yang masih berusia 15 tahun hingga 20 tahun kedepan dalam perjalanan hidupnya.

Beberapa bagian cerita yang akan saya ambil yang menurut saya banyak sekali pelajaran dan hikmah dibalik apa yang ditulis oleh Tere Liye ini..

Sifat yang dimiliki anak ini memang berbeda dari manusia kebanyakan yang mempunyai 5 emosi : bahagia, sedih, takut, jijik dan kemarahan.. namun anak ini tidak memiliki rasa takut

Saat usia 15 tahun, Bujang berhasil bertarung dan mengalahkan Babi Hutan yang sangat besar dalam perburuannya bersama dengan Tauke Besar dan kawan-kawannya.. Dikisahkan bahwa Bujang ini mewarisi sifat yang dimiliki ayahnya dulu yang pemberani, yaitu seorang tukang pukul.. karena keberaniannya itu, bujang dijuluki dengan “Si Babi Hutan”

Memang dalam cerita novel ini, saya juga baru mengetahui ada pekerjaan sebagai tukang pukul, dan inilah uniknya dalam tulisan Tere Liye selalu saja ada yang baru dan perlu pemahaman lebih dalam..
Baik, lanjut ke part berikutnya

Perburuan di hutan rimba sumatera tersebut menjadi titik awal Bujang memulai perantauannya ke Kota Provinsi, karena keberaniannya, Tauke Besar, teman dari Bapaknya membawa Bujang ke Kota hendak ingin mendidiknya menjadi pimpinan generasi berikutnya dari organisasi yang ia pimpin saat itu. Setelah berbincang hebat dengan kedua orang tua Bujang, akhirnya Samad pun mengijinkan Bujang untuk dibawa pergi.. walaupun Ibunya Bujang (midah) sangat mengkhawatirkan putranya tapi ia harus rela melepasnya..

Nah singkat cerita, dalam novel ini memang ada beberapa istilah baru yang baru saya tau, dan beberapa juga menurut saya menjadi ilmu yang harus kita filter tentunya, cukup faham saja dan mendo’akan semoga di Negara ini hal semacam ini tidak ada. Dan kalaupun ada, semoga sudah berubah haluan seperti halnya harapan Bujang pada organisasinya diakhir cerita novel ini Sob..
Berikut ini beberapa cuplikannya..

“Shadow Economy adalah ekonomi yang berjalan di ruang hitam, di bawah meja. Oleh karena itu, orang-orang juga menyebutnya black market, underground economy. Kita tidak sedang bicara tentang perdagangan obat-obatan, narkoba, atau prostitusi, judi dan sebagainya. Itu adalah masa lalu shadow economy, ketika mereka hanya menjadi kecoa haram dan menjijikkan dalam sistem ekonomi dunia. Hari ini, kita bicara tentang pencucian uang, perdagangan senjata, transportasi, properti, minyak bumi, valas, pasar modal, retail, teknologi mutakhir, hingga penemuan dunia medis yang tidak ternilai, yang semuanya dikendalikan oleh institusi ekonomi pasar gelap. Kami tidak dikenali oleh masyarakat, tidak terdaftar di pemerintah, dan jelas tidak diliput media massa…..”

“Satu di antara empat kapal di perairan negeri ini adalah milik keluarga penguasa shadow economy. Satu di antara enam properti penting negeri ini adalah milik shadow economy. Bahkan satu di antara dua belas lembar pakaian, satu di antara delapan telepon genggam, atau satu di antara Sembilan website adalah milik jaringan organisasi shadow economy. Kami bagai gurita, menguasai hampir seluruh aspek ekonomi. Ada lebih dari empat ratus juta tenaga kerja yang bekerja di ekonomi hitam seluruh dunia…..”
“Aku menemui Anda hanya untuk menyampaikan pesan. Jika Anda terpilih menjadi presiden biarkan semua berjalan seperti biasa. Jangan mengganggu kami, maka kami tidak akan mengganggu pemerintahan….”

Dalam hal istilah dan pengetahuan saya sangat suka dengan cerita yang disampaikan oleh Tere Liye, karena secara tidak langsung memberikan pengetahuan dan pandangan yang luas bagi kita yang membaca.. dan melewati part ini kita akan dibuat seru deh Sob..makin terbayang apa yang dijalani oleh Tauke Besar dan akan dibawa kemana organisasinya itu setelah adanya Bujang..

Tauke Besar adalah seseorang yang mewarisi nama besar sebuah keluarga di bidang kekuasaan wilayah, nama keluarga tersebut adalah Keluarga Tong..  Keluarga Tong dibawah pimpinan Tauke Besar saat ini, merupakan salah satu penguasa di Kota Provinsi, menguasai bongkar muat pelabuhan… berawal darisana, seiring berjalannya waktu dengan pasukan yang terus berlatih dibawah seorang kepala Tukang pukul bernama Kopong, dengan tukang pukul – tukang pukul kuat lainnya diantaranya Basyir, keluarga Tong semakin melebarkan wilayah kekuasannya hingga menepi di Ibu Kota Provinsi dan mendirikan markas besar disana.

Bujang, tak serta merta menjadi seorang tukang pukul setiba ia bergabung secara otomatis di keluarga Tong karena dibawa oleh Tauke Besar, pemimpinnya. Ia menjadi seorang yang disiapkan menjadi pemimpin generasi selanjutnya keluarga tersebut setelah di uji kemampuan akademisnya oleh Frans Si Amerika, seorang pengajar bagi Bujang yang disiapkan oleh Tauke Besar.. sebelum apapun, Frans si Amerika telah memberikan soal-soal dengan rentetan waktu yang semakin sempit kepada Bujang, namun hasil yang didapat oleh Bujang sangatlah mengejutkan baginya, hingga ia memberikan titel Jenius kepada Bujang.. tak heran, Tauke Besar bangga dengan anak dari Sahabatnya ini (Samad), sehingga ia semakin yakin bahwa Bujang lah yang menjadi pelengkap puzzle yang hilang bagi generasi pemimpin keluarga Tong berikutnya. Dari sinilah, Bujang mulai dididik untuk dekat dengan buku, dan melanjutkan pendidikan hingga jenjang master dalam 2 bidang studi sekaligus ke Amerika.. Meskipun hari-hari sangat begitu berat dilalui Bujang karena berlawanan dengan ekspektasi Bujang sebelumnya yaitu ingin jadi tukang pukul hebat di Kota..

Bujang tak sendirian berada di Keluarga Tong sejak ia tiba pertama kali.. adalah Basyir, teman sebelah kamarnya di Markas, mengenal Bujang sejak pertama datang, mereka akrab.. namun Basyir lebih dulu menetap di keluarga tersebut, sedari kecil karena ditemukan oleh Tauke Besar dalam keadaan tak ada ayah dan Ibu.. Tauke Besar mendidiknya menjadi tukang pukul, bersama Kopong..
Dari cerita Basyir, ia adalah keturunan Jagal Arab.. ia sangat mengidolakan Suku Bedouin – penghuni gurun-gurun Arab, suku yang nomaden berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Mereka adalah para penunggang kuda dan kesatria paling kuat di daratan Arab.
Nah sob, dalam beberapa tulisannya ada hal yang menarik yang saya kutip, berikut :

Pepatah Suku Bedouin : “I against my brother, my brothers and I against my cousins, then my cousins and I against strangers” Aku melawan kakakku; kakakku dan aku melawan sepupuku; sepupu-sepupuku, saudara-saduaraku melawan orang asing. Pepatah ini adalah simbol kesetiaan. Artinya, keluarga adalah segalanya bagi suku Bedouin. Mereka boleh jadi bertengkar dengan saudara sendiri, tidak sependapat dengan sepupu sendiri. Tapi ketika datang orang asing, musuh, mereka akan bersatu padu, melupakan semua perbedaan. Prinsip yang sama seperti keluarga Tong. Kesetiaan adalah segalanya..

Adapun Kopong, adalah kepala tukang pukul di keluarga Tong saat itu, ia yang ditugaskan oleh Tauke Besar untuk mengajari Bujang menjadi tukang pukul, itu pula merupakan ide Kopong, agar Bujang diajari menjadi tukang pukul kepada Tauke Besar, kalaulah ia tidak menyampaikan idenya, Bujang akan tetap berkutat dengan buku..

Meskipun Tauke Besar belum meng”ia”kan ide Kopong, Kopong diberi kesempatan untuk melatihnya..katanya ingin mengembangkan bakat Bujang jadi tukang pukul, karena Bujang pun punya bakat itu selain bidang akademiknya..

Kopong dengan sabar, melatih bujang di sela-sela rutinitas nya di siang hari.. Bujang sekolah, malam hari ia berlatih menjadi tukang pukul.. hingga setahun kemudian ia baru ditugaskan ke lapangan dari Tauke Besar sebagai tukang pukul..

Orang penting selanjutnya di Keluarga Tong adalah Mansur, ia adalah Kepala keuangan dan logistic, kelihaiannya dalam hal Keuangan membuat bisnis di bawah tangan keluarga Tong melejit, ia adalah kepercayaan Tauke Besar.. namun dlm 20 tahun kemudian mengabdi di Keluarga Tong, ia meninggal karena sakit, kemudian ia digantikan oleh Parwez, seorang yang didapati oleh Tauke Besar karena ia ahli dalam bermain catur. Ia dapat mengalahkan grand master saat usia 14 tahun..

Dalam perjalanan hidupnya, Bujang semakin berkembang.. Pedalaman Rimba Sumatera hampir ia lupakan, karena setiap hari ia terus berlatih menjadi tukang pukul, dan tentunya melanjutkan pendidikan. Di sela-sela masa liburannya, Tauke Besar memberikannya seorang Guru lagi.. Guru Bushi. Ia yang mengajari ilmu Ninja pada Bujang selama setahun saat di Kota Provinsi.. dan Bujang sempat dikirim ke Jepang untuck berilmu ke Guru Bushi karena beliau menetap di Jepang.. Ilmu Shuriken dengan bentuk Bintang Ninja berhasil dikuasai Bujang untuk membasmi lawan..

Selain Guru Bushi, Nujang juga diajari oleh guru lainnya… Salonga, Guru latihan Menembak untuk Bujang.. Bujang dilatih untuk menjadi penembak jitu.. setiap sasaran yang ia lihat dalam sekali tembakan harus langsung tewas, itulah targetnya..dan Bujang berhasil

Banyak misi yang diberikan kepada Bujang, ke Hongkong, Makau, dan beberapa Negara yang menjadi saingan perebutan kekuasaan, seperti itulah dunia shadow economy, disatu sisi saling mendukung siapa yang berkuasa, namun disisi lain bila ada celah, maka antar kelompok akan saling memperebutkan meskipun dengan cara kekerasan.

Begitulah seterusnya, hingga ia dewasa menjadi orang kepercayaan Tauke Besar.. di akhir-akhir masa hidupnya Tauke Besar, Bujang mulai diamanahi untuk menjadi pimpinan generasi penerus dengan memberikan julukan Tauke Muda, namun Bujang menolaknya, karena menurutnya ia tidak pantas.. Tauke tetap kekeh memberi kepercayaan itu kepada Bujang yang tumbuh dengan kejeniusan dan kekuatannya..

Namun masuk klimaks dalam cerita ini mulai menegangkan, bagian Pengkhianatan
Ini adalah bagian yang lumayan seru bagi saya, disini kita akan mengambil pelajaran bagaimana seseorang dapat berubah dalam sekekap..

Saat itu, saat Tauke Besar sudah sakit parah dan pucuk pimpinan hanya tinggal beralih ke Tauke muda alias Bujang, dan kepercayaan Keuangan yang bernama Parwez, ada orang dalam yang sudah jauh-jauh hari bersabar menanti saat yang tepat untuk membalikkan keadaan, balas dendam, dan merebut kekuasaan.. Ialah Basyir.. teman Bujang

Ia menganut pepatah suku Bedouin yang diidolakannya “Musuh dari musuhku adalah temanku”.. ia sejak lama mempunyai dendam kepada Tauke Besar karena dulu orang tuanya terbunuh oleh pertempuran yang dilakukan oleh Keluarga Tong..

Singkat Cerita, markas besar sudah terkepung dan pertempuran pun tak bisa terelakkan..
Akhir cerita, Bujang selamat dan ia berhasil bertemu dengan Tuanku Imam.. kakeknya.. ayah dari Ibunya..

Dalam kondisi lemah, Bujang dirawat oleh Tuanku Imam, setelah ia mendapatkan nasihat dari kakekanya ia berhasil melewati masa-masa terpuruknya saat suatu rasa takut yang dimilikinya tidak ia rasakan. Kini, ia mempunyai semangat baru, semangat pulang.. arti dari pulang disini seperti percakapan berikut

“Kau telah pulang Bujang, pulang pada hakikat kehidupan. Pulang, memeluk erat semua kesedihan dan kegembiraan”

Ia kembali teringat Ibu dan Bapaknya yang telah meninggal, dan ia kembali ingat akan ilmu yang diberikan ibunya saat di Kampung, belajar mengaji dan sholat 5 waktu.. kakeknya lah yang memberi nasihat dan hidayah itu muncul..

Dengan semangat baru, Tuanku Imam memberi dukungan kepada cucunya untuk merebut Keluarga Tong dari Basyir.. dengan cara yang berbeda..

Ini adalah nasihat penting yang dihafal anggota keluarga Tong : “Semua orang punya masa lalu, dan itu bukan urusan siapa pun. Urus saja masa lalu masing-masing”

Bujang memang sempat terjun ke dunia kelam, namun kini ia bertekad ingin merebut kekuasaan keluarga Tong kembali, dan akan mengubah haluan bidangnya economy shadow menjadi lebih baik..

Dari novel tersebut, ada beberapa point yang bisa saya ambil :
a. Potensi apapun bila kita dapat mengembangkan potensi tersebut maka akan ada jalan untuk mencapainya, tentunya dibarengi dengan usaha
b. Jujur dan bertanggungjawab adalah salah satu sifat yang baik yang dengannya, orang lain akan menilai kita dengan baik sehingga kita dapat diberi kepercayaan
c. Amanah juga sangat perlu kita tanamkan agar kita tidak mengecewakan orang yang memberi kepercayaan kepada kita..

Any else sob?

Bila ada komentar silahkan sob..diantos yaa..

Segitu dulu sob, review kali ini.. inshaallah di lain kesempatan ada review kembali untuk buku-buku lainnya.. do’akan ya Sob

ASep
Being a good person is more important



PULANG
Penulis                 : Tere Liye
Penerbit               : Republika Penerbit
Jumlah hal           : 400 hal


0 comments:

Post a Comment