Bismillaah…
Ba’da tahmid miwah sholawat
Bagaimana kabarnya saat ini sob?
Semoga selalu dalam keadaan yang baik dan dalam kondisi yang berbahagiaa aamiin
Oh ya kali ini saya akan me-review buku dari seorang Penulis yang
bukunya subhanallah banyaaaak .. Saya pernah membaca beberapa bukunya yang
berjudul “Ayahku bukan Pembohong” dan “Daun yang jatuh tak pernah membenci
angin”.. Ada yang tahu ? Yaaa.. Darwis Tere Liye atau lebih dikenal dengan Tere
Liye..
Saya memutuskan untuk membeli
buku yang satu ini karena menarik perhatian dan membuka rasa penasaran saya
tentang ekspektasi saya terhadap judulnya.. teringat tema perantauan.. yang
sedang saya alami hehe…. Judulnya yaitu “PULANG”..
Berawal dari Pengenalan Tokoh
Utama, dengan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama… Bujang..
Seorang anak yang terlahir dari keluarga biasa yang hidup di Pedalaman Rimba
Pulau Sumatera.. Bersama Bapak yang bernama Samad dan Ibunya yang bernama
Midah..
Alur Ceritanya mundur maju.. apa
yang dijalani pelaku utama saat ini, ia ceritakan kembali awal mulanya hingga
ia menjadi seperti sekarang.. dikisahkan dalam novel tersebut bujang yang masih
berusia 15 tahun hingga 20 tahun kedepan dalam perjalanan hidupnya.
Beberapa bagian cerita yang akan
saya ambil yang menurut saya banyak sekali pelajaran dan hikmah dibalik apa
yang ditulis oleh Tere Liye ini..
Sifat yang dimiliki anak ini
memang berbeda dari manusia kebanyakan yang mempunyai 5 emosi : bahagia, sedih,
takut, jijik dan kemarahan.. namun anak ini tidak memiliki rasa takut
Saat usia 15 tahun, Bujang
berhasil bertarung dan mengalahkan Babi Hutan yang sangat besar dalam
perburuannya bersama dengan Tauke Besar dan kawan-kawannya.. Dikisahkan bahwa
Bujang ini mewarisi sifat yang dimiliki ayahnya dulu yang pemberani, yaitu
seorang tukang pukul.. karena keberaniannya itu, bujang dijuluki dengan “Si
Babi Hutan”
Memang dalam cerita novel ini,
saya juga baru mengetahui ada pekerjaan sebagai tukang pukul, dan inilah
uniknya dalam tulisan Tere Liye selalu saja ada yang baru dan perlu pemahaman
lebih dalam..
Baik, lanjut ke part berikutnya
Perburuan di hutan rimba sumatera
tersebut menjadi titik awal Bujang memulai perantauannya ke Kota Provinsi,
karena keberaniannya, Tauke Besar, teman dari Bapaknya membawa Bujang ke Kota
hendak ingin mendidiknya menjadi pimpinan generasi berikutnya dari organisasi
yang ia pimpin saat itu. Setelah berbincang hebat dengan kedua orang tua
Bujang, akhirnya Samad pun mengijinkan Bujang untuk dibawa pergi.. walaupun
Ibunya Bujang (midah) sangat mengkhawatirkan putranya tapi ia harus rela
melepasnya..
Nah singkat cerita, dalam novel
ini memang ada beberapa istilah baru yang baru saya tau, dan beberapa juga
menurut saya menjadi ilmu yang harus kita filter tentunya, cukup faham saja dan
mendo’akan semoga di Negara ini hal semacam ini tidak ada. Dan kalaupun ada,
semoga sudah berubah haluan seperti halnya harapan Bujang pada organisasinya
diakhir cerita novel ini Sob..
Berikut ini beberapa
cuplikannya..
“Shadow Economy adalah ekonomi yang berjalan di ruang hitam, di bawah meja. Oleh karena itu, orang-orang juga menyebutnya black market, underground economy. Kita tidak sedang bicara tentang perdagangan obat-obatan, narkoba, atau prostitusi, judi dan sebagainya. Itu adalah masa lalu shadow economy, ketika mereka hanya menjadi kecoa haram dan menjijikkan dalam sistem ekonomi dunia. Hari ini, kita bicara tentang pencucian uang, perdagangan senjata, transportasi, properti, minyak bumi, valas, pasar modal, retail, teknologi mutakhir, hingga penemuan dunia medis yang tidak ternilai, yang semuanya dikendalikan oleh institusi ekonomi pasar gelap. Kami tidak dikenali oleh masyarakat, tidak terdaftar di pemerintah, dan jelas tidak diliput media massa…..”
“Satu di antara empat kapal di perairan negeri ini adalah milik keluarga penguasa shadow economy. Satu di antara enam properti penting negeri ini adalah milik shadow economy. Bahkan satu di antara dua belas lembar pakaian, satu di antara delapan telepon genggam, atau satu di antara Sembilan website adalah milik jaringan organisasi shadow economy. Kami bagai gurita, menguasai hampir seluruh aspek ekonomi. Ada lebih dari empat ratus juta tenaga kerja yang bekerja di ekonomi hitam seluruh dunia…..”
“Aku menemui Anda hanya untuk menyampaikan pesan. Jika Anda terpilih menjadi presiden biarkan semua berjalan seperti biasa. Jangan mengganggu kami, maka kami tidak akan mengganggu pemerintahan….”
Dalam hal istilah dan pengetahuan
saya sangat suka dengan cerita yang disampaikan oleh Tere Liye, karena secara
tidak langsung memberikan pengetahuan dan pandangan yang luas bagi kita yang
membaca.. dan melewati part ini kita akan dibuat seru deh Sob..makin terbayang
apa yang dijalani oleh Tauke Besar dan akan dibawa kemana organisasinya itu
setelah adanya Bujang..
Tauke Besar adalah seseorang yang
mewarisi nama besar sebuah keluarga di bidang kekuasaan wilayah, nama keluarga
tersebut adalah Keluarga Tong.. Keluarga
Tong dibawah pimpinan Tauke Besar saat ini, merupakan salah satu penguasa di
Kota Provinsi, menguasai bongkar muat pelabuhan… berawal darisana, seiring
berjalannya waktu dengan pasukan yang terus berlatih dibawah seorang kepala
Tukang pukul bernama Kopong, dengan tukang pukul – tukang pukul kuat lainnya
diantaranya Basyir, keluarga Tong semakin melebarkan wilayah kekuasannya hingga
menepi di Ibu Kota Provinsi dan mendirikan markas besar disana.
Bujang, tak serta merta menjadi
seorang tukang pukul setiba ia bergabung secara otomatis di keluarga Tong
karena dibawa oleh Tauke Besar, pemimpinnya. Ia menjadi seorang yang disiapkan
menjadi pemimpin generasi selanjutnya keluarga tersebut setelah di uji
kemampuan akademisnya oleh Frans Si Amerika, seorang pengajar bagi Bujang yang
disiapkan oleh Tauke Besar.. sebelum apapun, Frans si Amerika telah memberikan
soal-soal dengan rentetan waktu yang semakin sempit kepada Bujang, namun hasil
yang didapat oleh Bujang sangatlah mengejutkan baginya, hingga ia memberikan
titel Jenius kepada Bujang.. tak heran, Tauke Besar bangga dengan anak dari
Sahabatnya ini (Samad), sehingga ia semakin yakin bahwa Bujang lah yang menjadi
pelengkap puzzle yang hilang bagi generasi pemimpin keluarga Tong berikutnya. Dari
sinilah, Bujang mulai dididik untuk dekat dengan buku, dan melanjutkan
pendidikan hingga jenjang master dalam 2 bidang studi sekaligus ke Amerika..
Meskipun hari-hari sangat begitu berat dilalui Bujang karena berlawanan dengan
ekspektasi Bujang sebelumnya yaitu ingin jadi tukang pukul hebat di Kota..
Bujang tak sendirian berada di
Keluarga Tong sejak ia tiba pertama kali.. adalah Basyir, teman sebelah
kamarnya di Markas, mengenal Bujang sejak pertama datang, mereka akrab.. namun
Basyir lebih dulu menetap di keluarga tersebut, sedari kecil karena ditemukan
oleh Tauke Besar dalam keadaan tak ada ayah dan Ibu.. Tauke Besar mendidiknya
menjadi tukang pukul, bersama Kopong..
Dari cerita Basyir, ia adalah
keturunan Jagal Arab.. ia sangat mengidolakan Suku Bedouin – penghuni
gurun-gurun Arab, suku yang nomaden berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat
yang lain. Mereka adalah para penunggang kuda dan kesatria paling kuat di
daratan Arab.
Nah sob, dalam beberapa
tulisannya ada hal yang menarik yang saya kutip, berikut :
Pepatah Suku Bedouin : “I against my brother, my brothers and I against my cousins, then my cousins and I against strangers” Aku melawan kakakku; kakakku dan aku melawan sepupuku; sepupu-sepupuku, saudara-saduaraku melawan orang asing. Pepatah ini adalah simbol kesetiaan. Artinya, keluarga adalah segalanya bagi suku Bedouin. Mereka boleh jadi bertengkar dengan saudara sendiri, tidak sependapat dengan sepupu sendiri. Tapi ketika datang orang asing, musuh, mereka akan bersatu padu, melupakan semua perbedaan. Prinsip yang sama seperti keluarga Tong. Kesetiaan adalah segalanya..
Adapun Kopong, adalah kepala
tukang pukul di keluarga Tong saat itu, ia yang ditugaskan oleh Tauke Besar
untuk mengajari Bujang menjadi tukang pukul, itu pula merupakan ide Kopong,
agar Bujang diajari menjadi tukang pukul kepada Tauke Besar, kalaulah ia tidak
menyampaikan idenya, Bujang akan tetap berkutat dengan buku..
Meskipun Tauke Besar belum meng”ia”kan
ide Kopong, Kopong diberi kesempatan untuk melatihnya..katanya ingin
mengembangkan bakat Bujang jadi tukang pukul, karena Bujang pun punya bakat itu
selain bidang akademiknya..
Kopong dengan sabar, melatih
bujang di sela-sela rutinitas nya di siang hari.. Bujang sekolah, malam hari ia
berlatih menjadi tukang pukul.. hingga setahun kemudian ia baru ditugaskan ke
lapangan dari Tauke Besar sebagai tukang pukul..
Orang penting selanjutnya di
Keluarga Tong adalah Mansur, ia adalah Kepala keuangan dan logistic,
kelihaiannya dalam hal Keuangan membuat bisnis di bawah tangan keluarga Tong
melejit, ia adalah kepercayaan Tauke Besar.. namun dlm 20 tahun kemudian
mengabdi di Keluarga Tong, ia meninggal karena sakit, kemudian ia digantikan
oleh Parwez, seorang yang didapati oleh Tauke Besar karena ia ahli dalam
bermain catur. Ia dapat mengalahkan grand master saat usia 14 tahun..
Dalam perjalanan hidupnya, Bujang
semakin berkembang.. Pedalaman Rimba Sumatera hampir ia lupakan, karena setiap
hari ia terus berlatih menjadi tukang pukul, dan tentunya melanjutkan pendidikan.
Di sela-sela masa liburannya, Tauke Besar memberikannya seorang Guru lagi..
Guru Bushi. Ia yang mengajari ilmu Ninja pada Bujang selama setahun saat di
Kota Provinsi.. dan Bujang sempat dikirim ke Jepang untuck berilmu ke Guru
Bushi karena beliau menetap di Jepang.. Ilmu Shuriken dengan bentuk Bintang
Ninja berhasil dikuasai Bujang untuk membasmi lawan..
Selain Guru Bushi, Nujang juga
diajari oleh guru lainnya… Salonga, Guru latihan Menembak untuk Bujang.. Bujang
dilatih untuk menjadi penembak jitu.. setiap sasaran yang ia lihat dalam sekali
tembakan harus langsung tewas, itulah targetnya..dan Bujang berhasil
Banyak misi yang diberikan kepada
Bujang, ke Hongkong, Makau, dan beberapa Negara yang menjadi saingan perebutan
kekuasaan, seperti itulah dunia shadow
economy, disatu sisi saling mendukung siapa yang berkuasa, namun disisi
lain bila ada celah, maka antar kelompok akan saling memperebutkan meskipun
dengan cara kekerasan.
Begitulah seterusnya, hingga ia
dewasa menjadi orang kepercayaan Tauke Besar.. di akhir-akhir masa hidupnya
Tauke Besar, Bujang mulai diamanahi untuk menjadi pimpinan generasi penerus dengan
memberikan julukan Tauke Muda, namun Bujang menolaknya, karena menurutnya ia
tidak pantas.. Tauke tetap kekeh memberi kepercayaan itu kepada Bujang yang
tumbuh dengan kejeniusan dan kekuatannya..
Namun masuk klimaks dalam cerita
ini mulai menegangkan, bagian Pengkhianatan
Ini adalah bagian yang lumayan
seru bagi saya, disini kita akan mengambil pelajaran bagaimana seseorang dapat
berubah dalam sekekap..
Saat itu, saat Tauke Besar sudah
sakit parah dan pucuk pimpinan hanya tinggal beralih ke Tauke muda alias
Bujang, dan kepercayaan Keuangan yang bernama Parwez, ada orang dalam yang
sudah jauh-jauh hari bersabar menanti saat yang tepat untuk membalikkan
keadaan, balas dendam, dan merebut kekuasaan.. Ialah Basyir.. teman Bujang
Ia menganut pepatah suku Bedouin
yang diidolakannya “Musuh dari musuhku adalah temanku”.. ia sejak lama
mempunyai dendam kepada Tauke Besar karena dulu orang tuanya terbunuh oleh
pertempuran yang dilakukan oleh Keluarga Tong..
Singkat Cerita, markas besar
sudah terkepung dan pertempuran pun tak bisa terelakkan..
Akhir cerita, Bujang selamat dan
ia berhasil bertemu dengan Tuanku Imam.. kakeknya.. ayah dari Ibunya..
Dalam kondisi lemah, Bujang dirawat
oleh Tuanku Imam, setelah ia mendapatkan nasihat dari kakekanya ia berhasil
melewati masa-masa terpuruknya saat suatu rasa takut yang dimilikinya tidak ia
rasakan. Kini, ia mempunyai semangat baru, semangat pulang.. arti dari pulang
disini seperti percakapan berikut
“Kau telah pulang Bujang, pulang pada hakikat kehidupan. Pulang, memeluk erat semua kesedihan dan kegembiraan”
Ia kembali teringat Ibu dan
Bapaknya yang telah meninggal, dan ia kembali ingat akan ilmu yang diberikan
ibunya saat di Kampung, belajar mengaji dan sholat 5 waktu.. kakeknya lah yang
memberi nasihat dan hidayah itu muncul..
Dengan semangat baru, Tuanku Imam
memberi dukungan kepada cucunya untuk merebut Keluarga Tong dari Basyir..
dengan cara yang berbeda..
Ini adalah nasihat penting yang dihafal anggota keluarga Tong : “Semua orang punya masa lalu, dan itu bukan urusan siapa pun. Urus saja masa lalu masing-masing”
Bujang memang sempat terjun ke
dunia kelam, namun kini ia bertekad ingin merebut kekuasaan keluarga Tong
kembali, dan akan mengubah haluan bidangnya economy
shadow menjadi lebih baik..
Dari novel tersebut, ada beberapa
point yang bisa saya ambil :
a. Potensi
apapun bila kita dapat mengembangkan potensi tersebut maka akan ada jalan untuk
mencapainya, tentunya dibarengi dengan usaha
b. Jujur
dan bertanggungjawab adalah salah satu sifat yang baik yang dengannya, orang
lain akan menilai kita dengan baik sehingga kita dapat diberi kepercayaan
c. Amanah
juga sangat perlu kita tanamkan agar kita tidak mengecewakan orang yang memberi
kepercayaan kepada kita..
Any else sob?
Bila ada komentar silahkan
sob..diantos yaa..
Segitu dulu sob, review kali
ini.. inshaallah di lain kesempatan ada review kembali untuk buku-buku
lainnya.. do’akan ya Sob
ASep
Being a good person is more
important
PULANG
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika Penerbit
Jumlah hal : 400 hal
0 comments:
Post a Comment