Do the best for everythings

You will learn how to get the best result from the effort that you have tried.. Actually not as soon, but sure you believe it.. !

Write whatever have you do, and do whatever have you write..

You will have some target, even great target foryour life.. and mark it after you have raised one.. !!

Starting from our self..

Of course, don't wait until the others do that, but you can be the first,, be the example..

Make many dreams and try to realize them.. (a_save)

Dreams will come true .. if you always try to realize it.. so don't give up friends,, it's just talk about time..

Give what our have get from anything..

We can feel so quiet and happiness after we can give what should give tomany people,, it's talk about our benefit..

Tuesday, October 4, 2016

Review Novel "HUJAN"

Bismillaah…

Ba’da tahmid miwah sholawat

Bagaimana kabarnya saat ini sob? Semoga selalu dalam keadaan yang baik dan dalam kondisi yang berbahagiaa aamiin

Kali ini masih dalam suasana buku-buku tere liye, saya akan me-review kembali salah satu bukunya yang berjudul “HUJAN”.. Semoga review ini sedikit banyak memberikan ingatan kembali bagi sobat yang mempunyai kenangan di masa “hujan” ya Sob.. (maksudnya?)… :-D, ya semacam pengalaman dan kenangan sobat berkaitan dengan saat hujan turun, atau sedang musim penghujan.. karena sekarang sudah memasuki musim hujan nih Sob..hehe.. Bagi beberapa orang mungkin ada yang seperti itu, mengaitkan dan mengingat sesuatu hal karena hujan atau saat hhujan turun seperti halnya kisah dibalik buku ini Sob..

Cerita buku Tere Liye memang selalu saja bikin penasaran dan selalu berbeda, kadang belum terfikirkan sama sekali oleh saya namun setelah dibaca memberi pengetahuan dan wawasan baru..
Check it out aja ya Sob…

Kisah ini berawal dari seorang Gadis yang berusia 13 tahun, namanya Lail.. Ia seorang anak biasa yang dibesarkan disalah satu Kota di Negara yang tak disebutkan dalam cerita, ia bersama ibunya pergi ke sebuah stasiun kereta bawah tanah untuk memulai aktivitas mereka, ini adalah hari pertama Lail bersekolah kembali setelah liburan panjang usai. Ayahnya yang bekerja diluar kota jarang sekali bertemu dengan Lail. Karena itu ia lebih sering menjalani hari-harinya bersama Ibunya.

Era masa depan memang sulit diprediksi, akan banyak peralatan canggih dan modern yang akan muncul seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, begitupun di massa hidup Lail, perkembangan zaman terus berubah, penduduk bumi pun bertambah banyak, sekitar 1 Milyar penduduk bumi telah sesak memenuhi ruang yang tak tertampung lagi, selalu ada siklus, ada yang meninggal, ada yang lahir.. saat itu, berita kehebohan tentang kelahiran bayi yang menggenapkan penduduk bumi menjadi 1 Milyar tersebut tersebar diseantero kota tempat Lail tinggal, pun di stasiun kereta bawah tanah, di setiap layar televisi menampilkan breaking news tentang kelahiran bayi tersebut. Ada perbincangan yang sangat dalam yang saat itu sedang terjadi dalam breaking news, seorang ahli mengatakan bahwa untuk mengurangi penduduk manusia di bumi hanya dengan takdir berupa bencana alam, seperti halnya peristiwa gunung Krakatau yang meletus beberapa abad silam..
Kereta bawah tanah melesat dengan cepat, dibawah daratan kota tersebut, melewati setiap peron dan stasiun yang tersedia, Lail dan ibunya masih berada di kereta tersebut berdesakan dengan penumpang yang lain. Saat itulah, masalah mulai timbul, terjadi guncangan hebat di dalam kapsul kereta, semua barang penumpang berhamburan ke setiap lorong kereta, setiap orang saling bergesekan hebat, listrik pun padam, kereta berhenti seketika dalam perjalanan, meninggalkan stasiun terdekatnya, berada di area sekitar 40 meter di dalam tanah membuat semua penumpang panik, Lail terpisah dari ibunya, dan ibunya terus sibuk mencari Lail..

Di belahan bumi lain terjadi sebuah guncangan hebat, berasal dari sebuah gunung yang sudah berumur ratusan tahun. Gunung tersebut meletus mengeluarkan lava dan abu vulkaniknya, jauuuuh sekali dengan tempat Lail dan ibunya berada. Namun bukan lavanya yang membuat kapsul kereta terhenti, gempa yang ditimbulkan gunung tersebut mengguncangkan benua tempat Negara Lail. Sehingga Negara nya menjadi terdampak letusan.. sesaat itupun Kota porak poranda, gedung-gedung runtuh, bangunan rumah dan jembatan rusak, aliran listrik di Kota tersebut pun lumpuh, pun Lail dan ibunya yang masih terpisah. Beberapa saat kemudian Ibunya Lail berhasil menemukan Lail dan mereka segera mengikuti aba-aba untuk keluar ke tangga darurat jalur kereta bawah tanah.. hanya ada satu jalan bagi mereka untuk keluar dari gelapnya lorong.. kondisi saat itu panik, petugas dari pemadam dan tim sar segera datang mengevakuasi penumpang yang masih mencari jalan keluar, ada yang meninggal saat itu juga, ada yang bersusah payah berjalan, membantu satu sama lain.. ibu Lail segera mendengar instruksi petugas untuk berjalan dengan gerombolan penumpang lain menuju tangga darurat.. namun terjadi masalah berikutnya, gempa kembali mengguncang daratan Kota tersebut, reruntuhan puing lorong semakin banyak menimpa siapa saja yang berada dibawahnya, Lail dan ibunya berjalan tergopoh-gopoh dengan hati-hati, Ibu Lail mendahulukan Lail untuk naik perlahan dengan sisa tenaga menuju tangga darurat dan berakhir di sebuah lubang di jalanan Kota, namun Ibu Lail tak terselamatkan, saat Lail hampir naik, Ibunya terseret reruntuhan dan Jatuh ke bawah lorong kembali, tak terlihat, tak tertolong, Lail saat itu sudah tidak bisa lagi melihat Ibunya, di bawah gemercik hujan yang mulai membahasi pipinya, bercampur dengan air matanya yang terus mengalir, hanya ada seorang yang menemaninya yang menariknya tadi dari atas lubang, seorang anak Laki-laki berbeda usia sedikit lebih besar darinya, dialah Esok..

Sejak kejadian itu, Lail hanya bisa mengenang masa-masa bersama ibunya, kabar buruk pun datang dari beberapa petugas pengungsian bahwa seluruh warga tempat ayahnya bekerja tak satupun ada yang selamat, semuanya menjadi korban dahsyatnya bencana alam tersebut..

Lail mulai menata hidupnya kembali, di dalam suasana pengungsian, ia hanya ditemani esok, anak laki-laki yang dikenalinya saat menaiki tangga darurat…

Hari demi hari berganti dilewati Lail dengan kesedihan, namun esok tetap menemaninya kemana pun Lail pergi.. sejak saat itu mereka berteman akrab.. sedikit demi sedikit kesedihannya mulai hilang tatkala Lail mulai aktif membantu para relawan dan petugas di dalam pengungsian untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan relawan bencana. Ia mulai membantu memasak di tenda, menyiapkan makanan, dan lain sebagainya.. namun sesekali Lail tetap nekad pergi ke sebuah lubang, tempat dimana terakhir kali ia keluar dari lorong tanah di kotanya bersama ibunya.. Saat itu pula esok yang sudah tahu kemana Lail pergi, mencari Lail hingga ke Lubang itu, dan hujan pun turun saat Lail ditemukan esok.. ya selalu saja hujan membasahi tangis Lail yang menyeka air matanya..

Hari berganti dan tahun pun berganti, Lail sudah kembali ke sekolah nya, Pun esok yang berbeda angkatan dengan Lail..

Singkat cerita, Lail masuk ke asrama sekolah keperawatan setelah ia menyelesaikan sekolah mengengahnya, ia mendapati sahabat baru bernama Maryam. Kini Lail sudah menjadi seorang gadis yang cantik, namun mempunyai mental yang kuat, karena mandiri sejak kecil.. esok pun sudah pindah ke Ibu Kota, sekolah di tempat yang terkenal, unggul di zamannya, dan ia diangkat anak oleh seorang kepala Daerah disana, dan Lail belum mengetahui itu.. Lail dan Esok hanya bisa bertemu saat keduanya mendapat libburan semester.. itu pun kalau Esok sempat dan Lail terus menunggu waktu Liburan itu.. karena perlahan ia mulai memahami arti perasaannya terhadap Esok..

Tahun berganti tahun, Lail jarang sekali bertemu dengan esok, pernah sekali Lail diundang ke Ibu Kota oleh Pemerintah karena prestasinya bersama dengan sahabatnya, Maryam.. dalam menyelamatkan warga yang akan terdampak banjir bandang di hilir sungai, namun mereka berdua berhasil memberikan peringatan dan evakuasi sebelum bencana itu sampai di desa tersebut.. Lail yang saat itu menjadi pahlawan relawan muda, bertemu di acara puncak penghargaan kepadanya dengan Esok.. dan akhirnya mengetahui kalau Esok diangkat oleh Walikota di Ibu Kota.. Namun yang membuat Lail sedikit mengubur perasaannya kedalam hatinya kembali karena melihat anak gaadis sang Walikota yang menurutnya lebih cantik, itu lebih pantas bersanding dengan Esok yang menjadi ilmuwan yang terkenal yaitu Soke Bahtera.. Lail merasa dirinya tidak pantaas, dan lebih mengorbankan perasaannya untuk gaadis itu kepada Esok..

HIngga tiba pada titik puncak, dimana proyek besar yang sedang dikerjakan oleh Esok telah Lail ketahui, dengan suhu bumi yang semakin panas, membuat seluruh penduduk harus hijrah ke planet lain menggunakan kapal raksasa yang dibuat oleh team Esok, dengan Esok sebagai otaknya..
Kapasitas kapal tersebut terbatas dan hanya akan diselamatkan beberapa penduduk dunia saja, tidak semuanya, termasuk 2 tiket terakhir yang Lail simpulkan adalah tiket Esok bersama gadis walikota tersebut.. hati Lail pun hancur saat itu..

Cerita dalam buku hujan ini memang terbilang singkat, karena dalam kisah tersebut pemeran utama yaitu Lail sedang menceritakan kisah hidupnya kepada seorang perawat dengan teknologi kesehatan yang mutakhir saat itu, sampai ia memutuskan untuk berada di tempat ia berada.. Pusat terapi saraf..
Ia ingin menghapus kenangan indah bersama Esok dan melupakan segalanya tentang esok, hingga akhir dari terapi itu saat ia bangun ia tidak akan kembali mengingat yang namanya esok..

Bagaimanakah kisah akhir dari novel ini? Apakah Lail siap dan matang dalam keputusannya untuk menghapus semua memorinya tentang esok? Akankah Esok pun tahu apa yang diperbuat Lail dan berusaha mencegahnya… mendingan sobat baca deh bukunya

Karena Teknologi yang disampaikan pada cerita kali ini membuat fikiran saya tercengang sob dengan apa yang ditulis oleh penulis Tere Liye.. karena tidak terfikirkan sama sekali dengan konsep ruangan 4x4 pusat terapi saraf otak, yang kosong, tidak ada benda apapun, namun dibuat canggih dengan segala yang keluar dari setiap bilik ruangan tersebut.. kereeen

Oh iya sob, segitu dulu ya review novelnya.. agar tidak penasaran langsung saja dibaca novelnya yaa




Judul Novel : Hujan

Penulis : Tere Liye

320 hlmn ; 20 cm













Asep
Being a good person is more important