Bismillaah
Ba’da tahmid dan
Sholawat
Sobat saepulnet
gimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan baik, apapun kondisi yang dihadapi
saat ini.. karena yakinlah bahwa itulah yang terbaik buat kita… #naooon
Oh ya, maaf nih
sob, udah lama saya ga update apapun di blog ini… tahunan kali ya bukanya..
hehee tapi syukur Alhamdulillah malam ini bisa kembali buka dan menuangkan
cerita perjalanan yang saya alami minggu kemarin… Lupakan saja aktifitas saya
setahun ini selama vaccum nge-blog, ya intinya lagi focus nyelesain Pendidikan…
hehee
Ok.. to the
point ya Sob.. sekarang saya mau cerita sedikit perjalanan saya Bersama
rekan-rekan di komunitas yang baru saya kenal dan gabung 2 bulan ke belakang,
namanya URang Bandung Barat a.k.a UBBAR.. namanya UBBAR karena dalam
keanggotaannya mayoritas orang kabupaten Bandung Barat Jawa Barat, dengan
tujuan untuk mengenal dan mengeksplorasi kabupaten Bandung Barat pada umumnya
.. hmm
Yaa.. singkat
cerita.. setelah perjalanan pertama saya dengan UBBAR sebelumnya yang mengambil
destinasi wisata Curug Keraton di Kec.Cikalongwetan bulan Agustus lalu, kiniii
UBBAR mengadakan kembali program #mengenalKBB dengan destinasi yang hits sekali
di zamannya pd waktu itu yaitu curug Malela.. yaa hits pada zamannya karena
sebenarnya tempat ini sudah mulai dikenal sekitar 2 tahun lalu namun karena
akses menuju lokasi tersebut masih kurang memadai, sehingga belakangan ini
setelah mendengar akses ke lokasi tersebut sudah lumayan bagus dan diperbaiki oleh
pemerintah setempat, jadi lebih tertarik untuk dikunjungii..
OK.. Ada yang
pernah ke Curug Malela sebelumnya? (komen yaa nanti sharing) hehe.. bagi yang
sudah pernah mudah2an ingin kesana lagiii jangan kapok .. dan yang belum,
semoga ini menjadi sedikit referensi.
Baik.. Secara Geografis
Curug Malela berada di Desa Cicadas Kec.Rongga Kab.Bandung Barat. Lokasinya
yang sangat jauh dari pusat pemerintahan Bandung Barat yaitu di Ngamprah,
membuat Curug Malela ini disebut sebagai Curug yang tersembunyi, namun itulah
tantangannya yaitu perjalanan yang jauh bagi pengunjung yang ingin datang
kesana. Langsung aja ya ke cerita perjalannya
Pagi hari
sekitar pukul 08.00 WIB kami semua sudah berkumpul di meeting point yaitu di
sekitar gerbang Kota Baru Parahyangan Padalarang, setelah sekitar 25 orang
berkumpul dan siap berangkat, tak lupa kami semua berdo’a terlebih dahulu untuk
memulai perjalanan. Pemimpin perjalanan yang merupakan ketua UBBAR pula yang
bernama kang Rudi kemudian melakukan briefing dan memberitahu jalur yang akan
dilalui untuk menuju Curug Malela. RUte yang dilalui untuk berangkat adalah
Padalarang – Cipatat – Rajamandala – Saguling – Cipongkor – Gunung Halu – Buni
Jaya – Rongga – Curug Malela.
Let’s start the
journey.. Oh ya perlu diperhatikan sebelum memulai perjalanan riding sobat, cek
terlebih dahulu bahan bakar motornya, kalua bisa isi full tank bahan bakar
motor sobat, untuk mencegah habis bensin ketika di perjalanan, karena akan
menempuh jalur desa setelah melewati Rajamandala sampai Cipongkor kemungkinan
tidak ada SPBU, dan memakan jarak tempuh sekitar 70 km. Sobat akan melalui
jalur Rajamandala sampai Saguling dengan kondisi jalan yang muluss, menanjak
dan pemandangan khas berbukit-bukit.
 |
Jalan Saguling yang muluss |
 |
Tikungan tajaam menurun |
45 menit dari
Padalarang, kita akan sampai terlebih dahulu di Waduk Saguling.. sejenak kami
melepas Lelah dan meregangkan kembali otot-otot sembari foto di beberapa sudut
waduk. Kondisi air di waduk saguling saat ini terlihat sekali sedang berkurang karena
memang kondisi belum turun hujan sudah beberapa bulan terakhir. Berikut sedikit
dokumentasinya.
 |
bendungan saguling |
 |
kondisi airr di bendungan saguling sedang sedikit |
Kemudian
perjalanan kami lanjutkan dengan melalui jembatan saguling menuju Cipongkor,
disana ada teman kami yang ikut bergabung dan kemudian menunjukkan jalan
melalui Cipongkor untuk ke Gunung Halu..
2 jam perjalanan
berlalui kami baru tiba di sekitaran Cipongkor, di tengah perjalanan kami
dibawa terlabih dahulu ke sebuah bukit batu yang menjulang tinggi dan membentuk
seperti gunung batu.. terlihat bahwa jalan mulus yang sudah kami lewati sejauh
ini mulai buntu karena tertutup gunung batu tersebut..
 |
Batuaan yang membentuk gunung |
Tanpa disadari
bahwa memang itulah jalan yang dipilih dan harus kami lewati, ada sebuah jalan
kecil dengan lebar 2 m dan beralaskan batu batu tak beraturan hehe… ga masalah
sih sebenernya,.. tapi masalahnya adalah jalanan tersebut menjulang keatas
a.k.a menanjak, dengan tanjakan yang cukup curam dan tidak rata alias berliku..
oke.. dengan hasrat yang ingin cepet sampai ke Malela satu per satu motor kami
mulai merangkak naik, namun belum 10 m tancap gas, beberapa yang membonceng
rekannya mulai menurunkan rekannya dan melanjutkan riding sendiri, sehingga
beberapa rekan tim UBBAR ad yang berjalan menuju titik puncak jalan tersebut,
termasuk temen sayaaa hehe
 |
Jalan di sebelah gunung batu |
Saya berada di 5
motor terakhir karena sebelum naik sempat berbincang2 dlu dengan ketua tim,
bahwa mengapa mengambil jalan tersebut, namun apa dikata, motor 110 cc yang
saya tunggangi Bersama teman mengeluarkan asap dan bau mesin yang menyengat,
sehingga di sekitar 15 m saya dibantu tim lain untuk mendorong dan mencapai
jalan yang sedikit mendatar, dengan ditemani sekitar 7 motor barisan belakang
termasuk saya, kami istirahat sejenak untuk mendinginkan mesin, dan membiarkan
1 motor meneruskan perjalanan untuk menyusul rekan yang sudah lebih dulu melaju
mungkin sudah sampai puncak.. 15 menit berlalu kami melanjutkan perjalanan,
namun di akhir tanjakan berikutnya ada percabangan yang membuat kami harus
menentukan kearah mana melaju, akhirnya dengan keyakinan salah satu orang, 6
motor ini mengambil arah kiri tanpa menghubungi grup barisan depan karena tidak
meninggalkan tanda dan tanpa ada yang menghubungi karena tak ada sinyal..
Baiklah, 2,5 jam
sudah kami melaju namun belum ada tanda-ada pertemuan Cipongkor gunung halu..
Kami melanjutkan perjalanan dengan 6 motor beriringan, entah belasan motor di
depan tadi berada dimana, karena 30 menit kami melaju di jalur pedesaan yang
mulai “tidak mulus” kami belum mnemukan tanda tanda mereka melewati jalur ini..
Alhasil kami meneruskan perjalanan berharap dapat bertemu di persimpangan
lainnya..
 |
jalan perkampungan yang mulus |
Jalur yang kami
lewati lumayan ekstrim namun jalan mulus kembali, banyak sekali turunan curam,
belokan tajam, dan tanjakan yang membuat jantung berdetak lebih kencang saat
melewatinya *naoon
Setelah 45 menit
melewati jalur tersebut akhirnya kami menemui jalur utama gunung halu yang
menghubungkan jalur provinsi dari batujajar, cililin, cihampelas, sindangkerta,
gununghalu. Alhamdulillaah.. kami meneruskan perjalanan dan tak terasa waktu
menunjukkan pukul 11.30, sampailah kami di persimpangan Kecamatan Rongga..
disitu kami berhenti karena ketua tim yang berada dengan rombongan 6 motor kami
sudah ada janji dengan warga sekitar yang akan menyuplai konsumsi.. yaa sob..
di Malela nanti kami akan botram atau makan bareng tapi sudah dipesan
sebelumnya, dan infonya bertemu di persimpangan ini..
Adzan Dzuhur
berkumandang, dan jreng jreng jrengg… muncullah belasan motor yang memberi
tanda klaksonnya masing2, dengan sedikit teriakan mereka karena mereka
sebetulnya tadi lumayan lama menunggu kami yang ketinggalan karena motor saya
yang “kepanasan” tadi.. hahahaa ternyata kami lebih dulu sampai disini..
sedikit candaaan terhenti karena kami memutuskan untuk Sholat dzuhur terlebih
dahulu sambal menunggu hujan reda.. (pas nyampe persimpangan, gerimis, kemudian
hujan lumayan deras) dan kami beristirahat di sekitaran masjid
 |
Persimpangan Kec.Rongga (pertemuan tim UBBAR kembali) |
 |
Rehat sejenak sambil Isho dan menunggu cathering |
Pukul 12.30
hujan reda, kami melanjutkan perjalanan, 10 km menjelang curug malela inilah
yang dahulu (engga dulu banget sih) diceritakan orang2 yang sudah duluan
kesini, adalah mulainya petualangan ke malela yang sebenarnya.. karena dulu
jalannya lumayaan cukup menguras tenaga dan seolah memberi halangan bagi siapa
saja yang menuju malela jika tidak kuat, maka mending balik lagi hehee..
Tappi
Alhamdulillaah saat ini jalannya sudah muluuuusss.. ya meskipun ada sedikit
jalan berbatu saat akan menuju gerbang pintu masuk curug malela.. namun kita
akan dimanjakan dengan hamparan kebun teh di kecamatan Rongga yang sedang
menghijau mudaa… seperti di kawasan rancabali ciwidey
 |
Jalan hotmix dikelilingi kebun teh |
 |
kurang lebih 500 m jalan berbatu |
 |
melewati jalan tanah |
 |
jalan tanah berlumpur setelah hujaan sebentar |
 |
Pos masuk Curug Malela |
Oh ya, siapkan
uang Rp. 5.000,- per orang ya sob jika sudah ada di pos diatas
Pukul 13.00
akhirnya kami tiba di parkiran Curug Malela … hufft.. tak sabar rasanya kami
menuju air yang terjun yang dapat melepas Lelah kami.. mulaai
 |
Tempat Parkir |
 |
Pintu masuk pedestrian |
Tak lama kami
memarkirkan dan merapikan kendaraan kami, kami langsung menuju gapura utama
pejalan kakii.,. oh yaa,, jangan takut sob, sudah sampai sini kita ditawari
juga bila ingin memesan nasi liwet dadakan yang dibuat warga sekitar, sehingga
ketika nanti kita sudah kembali dari Curug, kita tinggal makan deh.. namun
karena kami sudah membawa perbekalan, kami terus melaju.. dan jugaa jgn
khawatir kalua kita Lelah riding tadi, disini ditawari juga jasa ojeg “Ojeg
Malela” bila ingin sampai curug tanpa jalan.. hmm.. untuk hal yang ini
tergantung kondisi kita aja ya sob.. yang penting karena tujuan kami disini
adalah menikmati perjalanan, maka lebih baik jalan kaki.. ya meskipun katanya
jauh sekitar 2km.. wkwkwk
 |
Pedestrian 500 meter pertama (perkiraan) |
 |
UBBAR rada di wefi an sedikit |
 |
Difotoin Photograper UBBAR |
 |
Pedestrian mulai tanpa pegangan hidup *naaaon (Maaf ya teeh ke foto hehe) |
Nah sampai sini,
perjalanan kaki kami normal normal ajaa karena yaa taka da yang aneh dengan
jalannya, mulus, ada pegangan, dan teduuuh
Tibalah kami di
pos Malela, dan beberapa warung yang menjajakan makanan serta minuman.. disini
kami diberi tahu oleh petugas pos untuk selalu menjaga kebersihan,
memperhatikan petunjuk disetiap perjalnan, dan mentaati setiap arahan petugas
yang berada di setiap sudut.. serta di area curug
Ini penting yaa
sob, karena ini namanya etikaa kitaa.. yang harus selalu dijaga dengan baik
dengan cara memperhatikan apa yang ada di sekitar kita
Oh yaa…
berhubungg sedang ada sesuatu, saya sambung lain kesempatan yaa
See you
=========================================================================================
Baik, kita
lanjut kembali ya Sob
Selanjutnya, ketika melewati di pos penjagaan
Malela, disini jalannya masih datar-datar aja, hanya ada turunan sedikit, dan
ada beberapa warung lesehan yang menjajakan beberapa minuman..
 |
Area dekat pos |
Kita akan
mendapat himbauan dari petugas seperti yang dijelasin di awal.. nah setelah
itu, barulah kita akan menapaki turunan pejalan kaki yang cukup curam, campuran
tanah dan batu-batu yang sebelumnya sudah pernah dibuat anak tangga yang rapi,
namun kelihatannya karena tergerus air hujan yang mengalir jadi membuat anak
tangga ini banyak yang mengelupas batuannya, sehingga kita harus berhati-hati
saat menuruninya.
 |
Jalanan mulai menurun |
Dalam perjalanan
menuruni anak tangga ini, kita akan melihatt Curug Malela yang sangat tampak
dan tidak tersembunyi dari jangkauan pandangan kita ini, Curug yang besar
sepertinya, karena ini masih sangat jauh untuk dijangkaau.. dan mungkin kita
juga akan berpapasan dengan pengunjung lain yang sedang “naik” a.k.a kembali ke
tempat parkiran yang terlihat “hahehoh” seperti sudah berlari mengelilingi
stadion GBK (wkwwk lebay) karena terlihat basah di sekujur kepala nya hehe…
mungkin mereka sedang mandi keringat karena kelelahan menaiki anak tangga, yang
kami sendiri belum tau ini anak tangga turunnya sampai mana, karena belum
terlihat bawahnya
 |
Curug malela terlihat saat menuruni tangga |
Setelah menuruni
anak tangga kurang lebih 500 meter (mungkin- karena saya belum lihat informasi
jumlahnya sejak tadi), kami sampai di saung lesehan yang kosong yang entah
sudah dipesan atau belum karena saya lupa tidak menanyakannya ke kang Rudi..
but, disitulah kami bisa istirahat sejenak dan tak memakan waktu lama kami
langsung melahap naasi bungkus yang sudah dibawa sejak tadii..
Oh ya, di tempat
inilah letak beberapa papan yang didesign di atas pohon-pohon untuk mengambil
foto dengan latar curug malela dari
kejauhan.. sayangnya, di curug malela beberapa titik masih ada yang harus bayar
retribusinya,, hehe
 |
Papan untuk foto ada di sebelah pohon |
Setelah makan
lahap dan sedikit berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan untuk melihat lebih
dekat curug Malela, dari gambar diatas terlihat sebuah jalan setapak menurun,
dan itulah jalan pedestrian yang harus kami lalui, dan itu juga merupakan jalur
ojeg malela bila ingin naik ojeg..
Sekitar 20 menit
perjalanan (lama karena kami jalannya pelan-pelan karena pegal wkwkwk) akhirnya
kami tiba di bibir sungai, terlihat batu-batu besar menjulang dan beberapa kios
yang menjajakan makanan dan minuman mengisi sudut-sudut yang strategis dilalui
pengunjung..
Sejenak sayaa
mengabadikan foto membelakangi kamera dengan latar curug malela yang
Subhanallaah besarr dan deras airnya.. namun sedikit surut karena baru mau
musim penghujan
 |
Me (membelakangi) dan Malela lebih dekat |
Untuk menuju
batu-batu yang menjadi spot foto persis di depan curug Malela, kita harus
mengeluarkan kembali retribusi sebesar Rp 3.000,-/orang ke petugas yang ada,
ada beberapa jembatan yang “ditunggu” oleh petugas sebagai penghubung antar
batu, nah.. kami dari UBBAR mengambil batu besar yang berada tepat di
tengah-tengah depan curug untuk mengabadikan dan merasakan kesegaran air yang
mengalir dibawahnya.. namun sob, tetap berhati-hati yaa soalnya kedalaman air
di beberapa titik ada yang mencapi 3 meter, dan deraass… sehingga disini
dilarang untuk berenang dan bermain air..
 |
Sambil nunggu difotoin, wefie dlu kebetulan lagi pegang hp temen |
 |
Difotoin depan Curug |
 |
Curug Malela berdiri sendiri |
 |
UBBAR lengkap dengan kamera LSR Ubbar mode timer |
 |
Kegiatan kami masing-masing |
 |
Jembatan yang dibuat warga sekitar |
Gambar diatas
adalah foto dari jembatan yang dibuat oleh warga sekitarr..
 |
Fotographer selama perjalanan |
Tidak terasa, 45
menit sudah kami menghabiskan waktu di titik ini, titik yang kami tuju.. curug
malela.. waktu telah menunjukkan pukul 14.30 dan cuaca terlihat kembali redup,
kang Rudi mengajak kami semua untuk bersiap dan kembali ke parkiran untuk
pulang.. semua bergegas, melewati jembatan satu-persatu dan mulai “mendaki”
jalanan tanah yang sebagian berlumpur dan “lengket” menempel ke alas kaki
kami.. sehingga perjalanan naik ini menjadi lebih “berat” hehee
Pendakian menuju
tempat makan tadi terasa lambat, maklum.. rasa Lelah mulai menerpa, tapi
perjalanan tetaplah perjalanan, tentu harus dinikmatii… agar sehaat *naaoon
Di 10 m
perjalanan ojeg telah menanti, dan beberapa menawarkan diri kepada kami untuk
kembali naik tanpa harus “berjuang” berpijak ke tanah menggunakan sisa-sisa
tenaga.. tapii Alhamdulillaah tim Ubbar belum ada yang ambil tawaran ituu
*naaondeui ..
Semua berjuang
mengayunkan dan mengangkat kaki menapaki setiap langkah yang ditemani air
keringat yang menetes .. sayaa beristirahat sejenak di kios yang dilewati,
menunggu beberapa teman, ada rekan riding, Rini, kemudian Mas Agung kalo ga
salah, dan terakhir ada Mba Ira wkwk maaf yaa dan juga ada Kang Rudi, ketua tim
yang berada paling belakang, memastikan semua sudah naik.. kami di barisan
belakang berjalan dengan perlahan menghitung berapa langkah agar tidak terasa
sampai puncak wesweswess… tak terasa kami sampai di tempat makan tadi, dan
jreng ada “plang” ini lagi
 |
"plang" ojeg malela |
Masih tetap,
belum ada yang menggunaan ojeg.. beberapa rekan juga sudah berada di tempat ini
sejak tadi untuk mengambil nafas dan sedikit selfie dan wefie hehe
Setelah beberapa
saat istirahat, kami melanjutkan perjalanan “naik”,.. oh ya berikut gambar
jalannya yang sedari tadi kami turuni, kemudian sekarang kami naiki.. hehe
 |
Jalur pendakian |
 |
jalur setapak |
 |
jalur ojeg malela |
 |
jalur setapak dengan jalur ojeg |
 |
jalur pejalan mulai ada kios |
Nah
gambar-gambar diatas juga merupakan jalur ojeg yang persis berada di sebelah
jalur pejalan kaki
Sekitar 20 menit
kami melalui jalur ini, dan akhirnya kami tiba di puncak parkiran … hehe
Beberapa tim
yang sudah lebih dulu sampai, sudah memakan perbekalan rekan yang lain, dan
juga ada yang langsung memesan kelapa muda, disini kami briefing kembali untuk
memastikan semua tim kembali, dan bersiap untuk pulang.. sebelumnya kami foto
terlebih dulu.. namun file fotonya ada di UBBAR, dan saya belum sempet minta
filenya..
Sehingga setelah
ini, tidak ada lagi foto perjalanan karena kami focus ke perjalanan “pulang”..
maklum.. kami memulai perjalan pukul 16.00 WIB, dan tak ada waktu untuk sempet
ngambil gambar, termasuk rekan saya yang dibonceng pun sudah tak kuat berfoto
(ah ini mah lebay pisan) hahahaa…. Sampai di padalarang pukul 19.00 WIB..
Kami menggunakan
jalur utama
Rongga-Gununghalu-Sindangkerta-Cililin-Cihampelas-Batujajar-Cimareme-Padalarang
untuk kembali ke rumah masing-masing.. jalur ini merupakan jalur utama, dan
inshaAllah bisa dikatakan jalurnya sangat mulus dibandingkan keberangkatan
tadi, semua masih tetap berjajar pada posisinya, mengikuti motor paling depan..
dan di beberapa titik, gerimis pun turun, menghapus Lelah-lelah yang menempel
di kepala
Namun tetap
tersimpan dalam ingatan, Malelaaa, curug yang indah, tersembunyi di semak
belukarr, sedikit terjamaah, bannyak manfaat, menentramkan mata, menenangkan
hati, menandakan kebesaranNya.. pemilik alam semesta
Selalu, dalam
setiap perjalanan, kita bisa bertafakur dan mengingati diri bahwa diri ini
begitu kecil di hadapan sang pencipta..
Asep S
Being a good
person is more important
Note :
Jalur ke Curug
Malela :
- Pdalarang-Cipatat-Rajamandala-Cipongkor-GunungHalu-Rongga-Curug
Malela (sekitar 4 jam perjalanan menggunakan roda 2)
- Padalarang-Cimareme-Batujajar-Cihampelas-Cililin-Sindangkerta-Bunijaya-GunungHalu-Rongga-Curug
Malela (3 jam perjalanan menggunakan roda 2)
Biaya:
- Bensin Pulang pergi sekitar 6
liter untuk motor matic
- Karcis masuk Curug di
Gapura/pos depan : Rp. 5.000,-/ orang
- Biaya makanan per orang : Rp.
20.000,-
- Retribusi Foto di papan : Rp.
3.000,-/ orang
- Retribusi melewati jembatan di
curug : Rp. 3.000,-/ orang
- Es kelapa muda di tempat parkir
: Rp. 10.000,-
- Selebihnya pengeluaran pribadi
yang lain saja yaaa
Gambar/Foto
diambil dari sumber yang berbeda
- Kamera smartphone Oppo
- Kamera smartphone INfinix
- Foto di Grup Whatsapp UBBAR